Terkesan Tidak Terawat, Komplek Wisata Religi Makam Syekh Quro Semrawut

  • Whatsapp
spiritnews.co.id

Kabupaten Karawang, spiritnews.co.id – Salah satu destinasi wisata religi Makam Syekh Quro di Kampung Pulobata, Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Karawang itu sudah tak asing bagi para peziarah.
Tak hanya dikenal oleh warga Kabupaten Karawang, makam salah satu ulama penyebar agama Islam pertama di tanah Sunda itu juga sudah populer dikalangan para peziarah dari luar Karawang dan luar Jawa Barat.
Di waktu-waktu tertentu seperti setiap menjelang akhir pekan atau pada malam Sabtu, cukup banyak peziarah dari luar Karawang yang berdatangan ke komplek makam Syekh Quro.
Mereka yang berasal dari berbagai daerah datang berombongan menggunakan sepeda motor, menggunakan kendaraan pribadi dan ada juga yang datang berombongan dengan menaiki bus.
Tapi sayang, komplek Makam Syekh Quro yang sebegitu populer dikalangan peziarah dari luar Karawang dan Jawa Barat, kondisinya memprihatinkan. Komplek itu nampak tak terurus.
Keberadaan para pedagang kaki lima tak tertata dengan baik. Pedagang kaki lima seakan-akan bebas membuka lapak nya di setiap sisi komplek pemakaman.
Kesemrawutan terlihat jelas saat mengelilingi areal Makam Syekh Quro. Bahkan ada aroma tak sedap di komplek makam itu.
Makam Syekh Quro berlokasi di Pulo Bata, Desa Pulokalapa, Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Karawang. Nama asli Syekh Quro adalah Syekh Hasanuddin atau Syekh Qurotul Ain atau Syekh Mursahadatillah.
Dikutip dari berbagai sumber, awal mula penyebaran Islam di Karawang ketika Syekh Quro mendirikan Pondok Pesantren yang bernama Pondok Quro, memiliki arti tempat untuk belajar Alquran pada tahun 1418 M atau 1340 Saka.
Di Pesantren ini pertama kali dibangun sebuah masjid di Karawang yang sekarang menjadi Masjid Agung Karawang. Syekh Quro adalah penganut Mazhab Hanafi yang datang ke Karawang bersama para santrinya yakni, Syekh Abdul Rohman, Syekh Maulana Madzkur, dan Nyai Subang Larang.
Syekh Quro kemudian menikah dengan Ratna Sondari putri dari Ki Gedeng Karawang. Dari pernikahan itu lahirlah seorang putra yang bernama Syekh Akhmad, yang menjadi penghulu pertama di Karawang.(sir)

Pos terkait