WCI Purwasuka Berbagi, Rumah Tati Dibedah

  • Whatsapp

Subang, SpiritNews-“We are white.. we are family..”! Kalimat inilah yang melekat bagi jiwa-jiwa atau member White Car Indonesia (WCI), khususnya Regional Purwasuka (Purwakarta, Subang, Karawang.
Melalui motto itu, komunitas mobil putih berbagai merk ini sering kali melaksanakan kegiatan kemanusiaan seperti bhakti sosial peduli sesama, khususnya masyarakat yang membutuhkan uluran tangan.
Pada Anniversarry WCI Regional Purwasuka ke III yang bertemakan “WCI Purwasuka Berbagi” yang akan dipusatkan di Kabupaten Subang pada Sabtu (23/4/2017) mendatang, selain akan melaksanakan acara seremonial, juga dilaksanakan kegiatan Bedah Rumah.
Koordinator Wilayah Subang, WCI Regional Purwasuka, Iis Ismawati mengatakan, Anniversarry WCI Regional Purwasuka ke III sengaja dipusatkan di Kabupaten Subang, karena anniversaru I dilaksanakan di Kabupaten Karawang dan yang ke dua di Kabupaten Purwakarta.
“Pelaksanaan anniversary ini dilaksanakan bergantian, tetapi bentuk acaranya tetap bhakti sosial sesuai dengan slogan WCI “We are white, we are family””, kata Ismawati kepada SpiritNews, Rabu (19/4/2017).
Dikatakan, dalam rangka Anniversary WCI Regional Purwasuka ke III ini sengaja diambil tema “WCI Purwasuka Berbagi”. Tapi kali ini lebih mengarah kepada masyarakat yang tidak mampu atau masyarakat miskin untuk bedah rumah tak layak huni.
Untuk kagiatan bedah rumah ini, kata Ismawati, WCI Regional Purwasuka memilih membedah rumah Tati, warga Desa Sukamekar, RT 070/019, Kecamatan Cigadung, Kabupaten Subang.
“Kami memilih membedah rumah milik ibu Tati, karena memang sudah tidak layak huni. Khawatir rubuh,apalagi kalau hujan angin,” katanya.
Diakuinya, Tati yang sudah ditinggal meninggal oleh suaminya, kini tinggal bersama cucu perempuannya yang ditinggal oleh kedua orangtuanya yang sudah bercerai.
“Cucu Tati ini tidak mau tinggal dengan ibu atau ayahnya, karena sudah lama bercerai dan sudah pada nikah lagi. Bahkan, ayah cucu Tati ini hingga saat ini tidak diketahui keberadaannya,” ujarnya.
Dengan kondisi seperti itu, cucu Tati memilih tinggal bersama nenek yang hanya berpenghasilan antara Rp 20.000 – 40.000 per hari. “Tati ini berpenghasilan pas-pasan dengan hanya berjualan nasi uduk,” ucapnya.
Dijelaskan, dengan kondisi inilah sehingga WCI Regional Purwasuka dalam anniversary ke III ini memilih melakukan bedah rumah tak layak huni untuk rumah Tati.
Adapun biaya untuk kegiatan sosial bedah rumah tak layak huni adalah bersumber dari member WCI Regional Purwasuka dengan sukarela. “Alhamdulillah, dana yang terkumpul cukup untuk bedah rumah ini,” ungkapnya.(sir)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *