BANDUNG, SpiritNews-Pengembangan Sumber Daya Aparatur Sipil Negara (ASN) mutlak dilakukan. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Asman Abnur mengatakan saat ini pihaknya tengah merancang upaya terkait peningkatan kualitas ASN tersebut, salah satunya dengan mewajibkan ASN mengikuti pelatihan minimal 20 jam per tahunnya.
“Makanya ASN ke depan, saya bilang harus yang betul-betul punya keahlian keterampilan, kalau perlu dia lebih pintar dari rakyatnya. Jadi ibaratnya, dalam setahun ASN perlu ‘masuk bengkel’ minimal 20 jam, jadi ada yang rusak-rusak diperbaiki di situ,” Kata Menpan RB Asman Abnur pada Rapat Koordinasi Pengembangan Kompetensi ASN Provinsi Jawa Barat, di kantor Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Jawa Barat, Jl. Windu Bandung, Senin (13/03/2017).
Karenanya Asman menekankan, kedepannya setiap ASN harus memiliki keahlian atau keterampilan sesuai bidang, atau wilayah kerja yang ditekuninya. Selain itu, lanjut Asman, para ASN juga harus mengubah pola pikirnya dari mindset ‘penguasa’ menjadi ‘pelayanan’ bagi masyarakat.
“Masyarakat sekarang itu menuntut ASN yang melayani, sehingga tidak ada lagi model birokrasi yang priayi. Mari kita ubah menjadi ASN yang berjiwa ‘hospitality’,” kata Asman.
Asman yakin, dengan sistem pendidikan yang teratur itulah, akan menghadirkan aparatur yang lebih profesional lagi.
“BPSDM kunci keberhasilan ASN kita tingkatkan terus perannya. Badan ini tempat memperbaiki arah dan kualitas ASN kedepan. Polanya harus kita ubah, kita balik, (pejabat) jangan dilantik dulu, tapi dididik dulu,” pungkasnya.
Terkait hal tersebut, Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar mengatakan, bahwa reformasi birokrasi sebagai upaya melakukan pembaharuan aspek ketatalaksanaan, dan sumber daya manusia aparatur, menuntut terwujudnya Pemerintahan yang efektif dan efisien.
Karenanya sebagai konsekuensi logis, para ASN dituntut memiliki kompetensi teknis, manajerial, sosial kultural, dan Pemerintahan pada bidang dimana Ia bekerja.
“Pengembangan dilakukan melalui pendidikan, pelatihan, job training, seminar, lokakarya,” katanya.
Lewat berbagai upaya tersebut, diharapkan akan hadir ASN yang kapabel yang memiliki Kompetensi managerial seperti pengetahuan ketrampilan, sikap, atau prilaku yang terukur dalam memimpin dan mengelola unit organisasi.
Adapun kompetensi teknikal yakni pengetahuan keterampilan, yang terukur untuk dikembangkan secara spesifik dengan bidang teknis jabatan. Kemudian Kompetensi sosio – kultural yakni keterampilan yang diperlukan dalam berinteraksi dengan masyarakat.
“Intinya ASN kita harus juga multi- tasking, yang juga merupakan salah satu kunci sentral dalam membentuk dan menghasilkan karakter ASN yang profesional dan berdaya saing,” imbuhnya.