BARU DIBANGUN GEDUNG SMKN MANIIS, SUDAH RETAK

  • Whatsapp

Bandung, SpiritNews – Baru selesai dibangun sekitar tiga bulan yang lalu kini ondisi Unit Sekolah Baru (USB) SMKN 1 Maniis, yang terletak di Desa Cijati, Kecmatan Maniis, bupaten Purwakarta, sudah mengalami retakan-retakan pada bagian dindingnya, Selain itu dikarenakan bangunan berdiri dilahan perbukitan, dikhawatirkan akan terjadi longsor pada saat hujan lebat.

Menurut Cecep, salah seorang karyawan di SMKN 1 Maniis, ” Kondisi lahan ini boleh dikatakan cukup menghawatirkan, sementara kirmir penahan tanah hanya ada dibeberpa titik saja”.

Selain itu Cecep pun kembali menuturkan kepada SpiritNews “Anehnya proses pengerjaan pembangunan USB di SMKN 1 Maniis ini sudah dinyatakan 100 persen selesai, walau kenyataannya masih banyak pekerjaan yang belum terselesaikan, seeperti belum ada pemagaran dan halaman masih berupa tanah merah”.

“Kami berharap kepada pemerintah provinsi, untuk kiranya secepatnya merampungkan proyek pembangunan dan memperbaiki kondisi bangunan yang rusak di sekolah ini, agar proses belajar mengajar menjadi nyaman dan lancar,” ujar Cecep.

Sebagaimana diketahui pembangunan USB SMKN 1 Maniis, adalah salah satu proyek yang dianggarkan pemerintah provinsi (pemprov) Jabar, melalui APBD 2016 lalu. Pemprov Jabar, telah menggelontorkan dana sekitar Rp 50 miliar.

Melalui Dinas Pendidikan (Disdik) Jabar, anggaran tersebut diproyeksikan untuk pembangunan 10 USB SMA/SMK yang loasinya tersebar dibeberapa kab/kota di Jawa Barat, diantaranya, Purwakarta, Subang dan Majalengka.

Kendati proyek tersebut telah selesai, tak-urung mengundang pertanyaan publik ketika hasil pembangunannya tidak sesuai dengan harapan, terutama masalah kualitas bangunan USB di SMKN 1 Maniis.

Sementara Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Kejuruan Disdik Jabar Dodin R Nuryadin, yang juga selaku PPK proyek USB SMA/SMK, saat dihubungi melalui telepon selulernya, dia mengatakan bila terjadi kerusakan pada USB sepenuh menjadi tanggung jawab pihak pelaksana, karena masih dalam tahap pemeliharaan selama 6 bulan, jelasnya.

“Kerusakan bisa saja terjadi tapi itu menjadi tanggung jawab pelaksana,” ucap Dodin. (ron)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *