Bandung, SpiritNews-Jika ingin lolos menjadi salah satu bakal calon (balon) di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Barat (Jabar) 2018 mendatang, maka Bupati Tasikmalaya, H. Uu Ruzhanul Ulum harus merubah strategi politiknya.
Hal itu diungkapkan Direktur Eksekutif Indo Barometer, M Qodari, saat konferensi pers mengenai Survei Permasalahan Jawa Barat dan Peluang Calon Gubernur 2018 di Palace Room Hotel Bidakara Grand Savoy Homann, Jalan Asei Afrika, Bandung.
“Memang Pak Uu masuk survei, tapi pengenalan masyarakat kepadanya masih sangat kecil untuk skala Jawa Barat. Maka perlu secepatnya mengubah strategi politik, apabila serius maju di Pilgub Jawa Barat,” kata Qodari.
Dikatakan, meskipun Uu sudah mulai melakukan sosialisasi dan berkeliling ke daerah-daerah di wilayah Jawa Barat, namun elektabilitas dan popularitas Uu masih sangat jauh dari kandidat lain.
“Saya kira strategi yang dipakai Uu saat ini belum tepat, meskipun kekuatan jejaring pesantren dan santri digunakan. Sebab untuk Pilgub tidak hanya bisa kuat di satu simpul massa saja,” ujarnya.
Dijelaskan, masuknya nama Uu dari hasil survei terbaru Indo Barometer karena Uu merupakan kandidat yang saat ini masih menjabat bupati. Sehingga, minimal di wilayahnya sudah dikenal. “Itu kelebihan bupati dan walikota yang akan maju di Pilgub Jawa Barat. Minimal di daerahnya sudah dkenal, sebab sudah memiliki basis suara,” katanya.
Sebab, dalam perhelatan Pilgub, tidak selalu kandidat yang berasal dari daerah besar saja memiliki peluang kemenangan. Namun, dari kota datau kabupaten kecilpun sangat berpeluang. “Tergantung bagaimana mengemas dan menarik simpati masyarakatnya. Di sini strategi calon itu yang akan menentukan,” ucapnya.
Maka, apabila Uu serius maju sebagai kandidat di Pilgub Jabar nanti, langkah awal yang diharus ditunjukkan adalah dari sisi keberhasilan kinerja ketika menjabat sebagai bupati. “Itu perlu diketahui masyarakat (kinerja), apakah sudah fenomenal membangun daerahnya atau belum. Dan itu akan menjadi tolok ukur masyarakat,” tegasnya.
Sementara itu, berdasarkan hasil survei Indo Barometer yang dilaksanakan di wilayah Provinsi Jawa Barat meliputi 27 kabupaten/kota pada 27 Februari – 7 Maret dengan jumlah responden 800 orang dan margiun of error sekitar 3,4 % dengan tingkat kepercayaan 95 %.
Survei ini untuk melihat permasalahan Jawa Barat serta peluang calon gubernur 2018 mendatang. Dengan temuan pokok laporan survei meliputi lima permasalahan terpenting, yaitu, sulitnya lapangan pekerjaan sebesar 18,5 %, mahalnya harga kebutuhan pokok sebesar 12,9 %, sulitnya kondisi ekonomi rakyat sebesar 11,6 %, kondisi infrastruktur jalan yang buruk serta belum diaspal sebesar 10,4 % dan sering terjadi bencana alam sebesar 6,5 %.
Permasalahan terpenting di lingkungan sekitar menurut publik adalah kondisi jalan yang buruk serta belum diaspal sebesar 20,6 %, sulitnya lapangan pekerjaan sebesar 17,3 %, mahalnya harga kebutuhan bahan pokok sebesar 7,0 %, sulit kondisinya ekonomi rakyat sebesar 5,0 % dan kemacetan lalu lintas sebesar 3,1 %.
Prioritas pembenahan untuk gubernur periode 2018 – 2023 yakni menciptyakan lapangan kerja yang luas sebesar 19,0 %, pembangunan infrastruktur sebesar 14,4 %, pendidikan gratis sebesar 6,8 %, mengentaskan kemiskinan sebesar 8,0 % dan mengendalikan harga kebutuhan bahan pokok sebesar 5,4 %.
Tingkat kepuasan terhadap kinerja Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan adalah 52,8 %. Sementara tingkat kepuasan kinerja Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar sebesar 42,5 %.
Pilihan calon gubernur untuk 14 yakni, Ridwan Kamil sebesar 22,0 %, Deddy Mizwar sebesar 14,1 %, Dede Yusuf sebesar 11,8 %, Dedi Mulyadi sebesar 7,3 %, dan Rieke Diah Pitaloka sebesar 2,4 % dan rahasia/belum memutuskan/tidak menjawab sebesar 34,6 %.
Sedangkan pilihan calon gubernur untuk 5 nama adalah Ridwan Kamil sebesar 25,3 %, Deddy Mizwar sebesar 19,3 %, Dede Yusuf sebesar 14,2 %, Dedi Mulyadi sebesar 8,1 %, dan Bima Arya Sugiarto sebesar 1,9 %, rahasia/belum memutuskan/belum menjawab sebesar 31,3 %.
Sementara 5 calon gubernur dengan tingkat pengenalan tertinggi adalah Deddy Mizwar sebesar 97,8 %, Desy Ratnasari (92,1 %, Dedu Yusuf sebesar 91,3 %, Rieke Diah Pitaloka sebesar 72,5 %, dan Ridwan Kamil sebesar 65,4 %.
Calon dengan tingkat kesukaan tertinggi adalah Ridwan Kamil sebesar 93,9 %, Cellica Nurrachadiana sebesar 90,6 %, Dede Yusuf sebesa 85,2 %, Netty Prasetiyani Heryawan sebesar 83,8 %, dan Rieke Diah Pitaloka sebesar 83,1%.
Dengan alasan terbanyak memilij calon gubernur yakni kedekatan dengan rakyat sebesar 13,7 %, kinerja bagus sebesar 10,8 %, pintar/intelektual sebesar 9,0 %, orangnya tegas sebesar 8,8 %, dan berwibawa sebesar 7,9 %.(*)