Purwakarta, SpiritNews-Sedikitnya, 500 pelajar di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat mendapat wawasan mengenai wirausaha dan pembangunan ekonomi Indonesia dari Ketua Umum Partai Perindo, Hary Tanoesoedibjo.
Pengalaman wirausaha itu disampaikan CEO MNC Group ini kepada ratusan pelajar di Purwakarta, saat menyambangi SMK Taruna Sakti Sadang, Kamis (30/3/2017).
Kegiatan yang bertemakan “Kewirausahaan dan Pembangunan Ekonomi Indonesia” yang diusung oleh HT sapaan akrab Hary Tanoesoedibjo dihadiri Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi.
Pada kesempatan itu, HT bercerita jika dirinya lahir dari keluarga sederhana, bahkan ayahnya dulu hanya sekolah hingga SMA sementara ibunya pedagang di pasar. Namun, karena tekadnya HT mengikuti beberapa kursus, sampai bisa bekerja di sebuah perusahaan besar dan menjadi pengusaha.
“Sukses adalah rahasia Tuhan, tapi kita tidak bisa diam. Sukses harus berusaha. Sukses tidak ditentukan dari masa lalu seseorang. Sukses bicara masa depan,” kata HT.
Sejak tahun 1989, HT merupakan pendiri, pemegang saham, dan Presiden Eksekutif Grup PT Bhakti Investama Tbk yang bergerak dalam bisnis manajemen investasi. PT Bhakti Investama Tbk ini membeli kepemilikan saham dari berbagai perusahaan kemudian membenahinya untuk kemudian menjualnya kembali.
Pasca tumbangnya Orde Baru, HT banyak melakukan merger dan akuisisi melalui perusahaannya ketika terjadi krisis ekonomi di Indonesia.
“Untuk memulai bisnis, terlebih dahulu harus jeli membidik usaha apa yang akan digeluti. Saat masih duduk di bangku kuliah, pada semester IV saya sudah mulai mempelajari akan fokus pada jurusan apa,” katanya.
“Semua saya pelajari satu persatu. Dan akhirnya, saya melihat belum banyak yang tertarik dengan bursa efek. Sehingga saya putuskan saya mengambil jurusan yang fokus mempelajari bursa efek. Hingga akhirnya saya lulus dan saya pun mendapatkan beasiswa juga,” tambahnya.
Menurutnya, generasi muda perlu ditanamkan jiwa kepemimpinan (leadership). Agar para pemuda bisa memakmurkan masyarakat dengan menjadi pengusaha dan menciptakan lapangan kerja.
“Leadership penting. Agar generasi muda bisa lebih baik, bukannya hanya mengedepankan entrepreneurship saja,” paparnya.
Indonesia belum menjadi negara makmur, kata HT, sementara pertumbuhan penduduk sangat pesat. Setiap dua tahun, bertambah 5 juta orang. Bila tidak diimbangi dengan lapangan kerja, maka pengangguran bertambah dan kriminalitas meningkat.
“Ekonomi Indonesia tumbuh, tetapi mayoritas ditopang konsumsi, sehingga tidak menciptakan lapangan kerja. Basis ekonomi sudah bergeser dari produksi ke konsumsi,” tegasnya.(sir)