Sukabumi, SpiritNews-Perhimpunan Keluarga Berenca Indonesa (PKBI) Sukabumi mencatat masih marak perkawinan anak dan kehamilan usia remaja serta sunat perempuan di Sukabumi.
Demikian disampaikan Ketua PKBI Sukabumi, Iin Hendriatidewasa saat launching program Yes I Do di Gedung Pendopo Negara Kabupaten Sukabumi, Jalan Ahmad Yani, Kota Sukabumi, Senin (10/4/2017).
“Fenomena tersebut berakar pada ketimpangan gender, kemiskinan, minimnya pendidikan seksual dan reproduksi bagi remaja,” katanya.
Dikatakan, upaya untuk mengurangi atau menurunkan perkawinan anak dan sunat perempuan, serta mencegah kehamilan usia remaja, terus dilakukan tidak hanya di Sukabumi melibatkan berbagai lembaga internasional dan nasional.
“Di Indonesia sendiri, praktik perkawinan anak dan sunat perempuan serta terjadinya kehamilan usia remaja masing berlangsung dengan tingkat yang berbeda-beda, berdasarkan wilayah,” terangnya.
Terkait dengan kehamilan remaja berdasarkan study, lanjut Iin, terdapat 19,06 persen responden perempuan usia 15-24 yang memiliki anak.
“Putus sekolah akibat kehamilan remaja ini juga mencapai angka sebesar 36,3 persen responden perempuan. Study baseline ini juga menunjukan terdapat 40,6 persen responden perempuan yang mengalami kehamilan remaja dengan kondisi kehamilan diluar nikah,” ujarnya.
Sementara Istri Bupati Sukabumi, Yani Marwan Hamami mengapresiasi launcing Yes I Do tersebut. Pasalnya, program Yes I Do ini menggalakkan tiga isu yakni pernikahan anak, kehamilan remaja dan sunat perempuan.
“Program ini luar biasa terutama dua hal yaitu pernikahan anak dan juga kehamilan remaja, bagaimana mereka bisa mengusahakan agar anak anak kita bisa lebih menentukan pilihannya untuk tidak menikah pada saat usia muda. Program ini sejalan dengan Visi dan Misi Kabupaten Sukabumi,” ungkapnya.(ony)
PKBI: Perkawinan Anak Marak di Sukabumi
