Spirit Paskah Buat Jemaat GPdI Filadelfia Resinda Karawang

  • Whatsapp

Karawang, SpiritNews-Umat Kristiani didorong untuk menjadi terang untuk kehidupan seluruh kelompok masyarakat dengan cara-cara yang baik dan tanpa label keagamaan, manakala merayakan Paskah.
Ini salah satu makna Paskah yang disampaikan oleh Pendeta Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) Filadelfia Resinda, Kabupaten Karawang, Sisya Mandagie saat berkotbah dalam ibadah perayaan Paskah, Jumat (14/4/2017).
Dalam kotbahnya, Pendeta Sisya memberitakan Firman Tuhan yang diambil dari Kitab Suci Keluaran 12 : 12 – 16 yang berbunyi “12- Sebab pada malam ini Aku akan menjalani tanah Mesir, dan semua anak sulung, dari anak manusia sampai anak binatang, akan Kubunuh, dan kepada semua allah di Mesir akan Kujatuhkan hukuman, Akulah, TUHAN.
13 – Dan darah itu menjadi tanda bagimu pada rumah-rumah di mana kamu tinggal: Apabila Aku melihat darah itu, maka Aku akan lewat dari pada kamu. Jadi tidak akan ada tulah kemusnahan di tengah-tengah kamu, apabila Aku menghukum tanah Mesir.
14 – Hari ini akan menjadi hari peringatan bagimu. Kamu harus merayakannya sebagai hari raya bagi TUHAN turun-temurun. Kamu harus merayakannya sebagai ketetapan untuk selamanya.
15 – Kamu makanlah roti yang tidak beragi tujuh hari lamanya; pada hari pertamapun kamu buanglah segala ragi dari rumahmu, sebab setiap orang yang makan sesuatu yang beragi, dari hari pertama sampai hari ketujuh, orang itu harus dilenyapkan dari antara Israel.
16 – Kamu adakanlah pertemuan yang kudus, baik pada hari yang pertama maupun pada hari yang ketujuh; pada hari-hari itu tidak boleh dilakukan pekerjaan apapun; hanya apa yang perlu dimakan setiap orang, itu sajalah yang boleh kamu sediakan.
Dan Keluaran 12 : 5-Anak dombamu itu harus jantan, tidak bercela, berumur setahun; kamu boleh ambil domba atau kambing.
“Orang kristen harus menjadi Paskah tahun sebagai sarana untuk bertobat. Jangan melakukan dusta, jangan menghina, jangan mengejek, perkuat iman. Agar menjadi umat Tuhan yang dapat memaknai Paskah ini, sebab Tuhan Yesus telah rela berkorban/mati demi menebus dosa-dosa manusia,” kata Sisya.
Dikatakan, sesama umat manusia (umat Tuhan) harus bisa saling menghargai. Sehingga kerukunan dalam keluarga, kerukunan dalam perteman, kerukunan dan bertetangga dan kerukunan bermasyarakat bisa terjalin dengan baik.
“Sesuai firman Tuhan, kita diajarkan untuk saling menyayangi. Sehingga tidak terjadi adanya gesekan sosial dan gesekan agama yang dapat mengganggu kenyamanan dan kerukunan, terlebih ancaman terhadap NKRI,” katanya.
“Niat yang baik ini harus dimotivasi dengan cara-cara yang baik. Tidak dengan label agama, tetapi berdasarkan kemanusiaan. Dapat mewujudkan peradaban kasih bagi masyarakat,” katanya.
Menurutnya, umat Kristiani tidak bisa hidup di dalam kelompoknya sendiri. Umat Kristiani harus menjadi terang untuk kehidupan masyarakat yang lain merupakan wujud peradaban kasih bagi masyarakat Indonesia.
“Menjadi terang bukan hanya untuk agama sendiri. Tidak dengan label agama, tetapi kemanusiaan,” ujarnya.
Usai menunaikan ibadah Paskah, ratusan jemaat GPdI Filadelfia Resinda, Kabupaten Karawang disuguhkan makanan tradisional untuk dinikmati secara bersama-sama.
Perayaan ibadah Paskah ini pun mendapat pengawalan dari pihak kepolisian, sebagai antisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.

Berdasarkan pantauan SpiritNews, perayaan ibadah Paskah di gereja-gereja lain yang ada di Kabupaten Karawang juga berjalan lancar dan damai.(sir)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *