Seorang Ayah Tega Melempar Bayinya Ke Perapian, Hanya Karena Nasi

  • Whatsapp

SpiritNews,Sukabumi-Hanya gara-gara nasi belum matang, Taruna (23) warga Kampung Singkup RT 10/02, Desa Cisitu, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi, tega melempar anaknya Yeni Susilawati yang baru berusia 47 hari ke perapian, Minggu (23/4/2017) sore sekitar pukul 15.00 WIB. Akibatnya bayi perempuan itu alami luka memar dan harus dirawat di Rumah Sakit.

Keterangan yang diterima, kejadian itu bermula, saat Taruna pulang dari sawah. Setiba di rumah, ia meminta nasi ke istrinya Yani Maryani (20). Namun saat itu nasi yang baru ditanak Yeni belum matang di tungku perapian.

Mendengar jawaban Yeni, Taruna naik pitam. Cekcok mulut pun terjadi pada pasangan muda itu. Taruna tiba-tiba menarik bayi berusia 47 hari itu dari gendongan Yeni, dan melemparkan ke arah tungku perapian. Beruntung bayi itu tidak mengenai tungku api. Melihat perilaku bengis suaminya, Yeni kemudian teriak minta tolong sambil menyelamatkan putrinya.

Warga yang mendengar teriakan minta tolong, berhamburan mencari sumber suara. Panik akan teriakan istrinya, Taruna memilih kabur meninggalkan istri dan anaknya. Mengetahui sumber suara dari rumah Yeni, warga berduyun-duyun mendatanginya. Yeni kemudian me ceritakan pengalaman pahit yang baru ia alamai.

Warga kemudian melakukan pencarian terhadap Taruna. Pencarian warga tak sia-sia. Taruna kemudian diserahkan ke Polsek Nyalindung guna mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Kapolsek Nyalindung, AKP Dede Mazmudin membenarkan penahanan terhadap Taruna. “Pelaku diserahkan warga karena melakukan KDRT terhadap istri dan anaknya. Kini Taruna ditahan guna menjalani pemeriksaan,” jelas Dede.

Sedangkan bayi berusia 47 hari itu, kini sedang menjalani perawatan di ruang IGD RSUD Bunut. Diterima informasi, bayi malang itu mengalami lebam di dagu akibat lemparan sang ayah. “Tim medis kini tengah melakukan diagnosa guna mengetahui kemungkinan adanya luka dalam. Namun saat ini bayi itu sedang dalam perawatan intensif,” ujar dokter Wahyu Andrian, seorang dokter jaga. (oni)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *