Kapolda Jabar Tawarkan Santri Kabupaten Sukabumi Masuk Polisi

  • Whatsapp

Kabupaten Sukabumi, SpiritNews-Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Barat (Jabar), Irjen Pol Anton Charlyan dihadapan santri dan santriwati Ponpes Asy-asyatibiyyah yang berada di Kampung Jamban, Kelurahan/Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi menawarkan santri dan santriwati untuk masuk polisi. Apalagi, Polri memberikan kuota khusus bagi lulusan Pesantren.
Meski tidak menjelaskan secara terperinci berapa kuota khusus tersebut, namun menurutnya, kuota khusus  disediakan bagi lulusan pesantren karena beberapa pertimbangan.
“Pesantren adalah cikal bakal pendidikan yang ada di Indonesia sebelum ada sistem pendidikan formal ada,” jelas Irjen Pol Anton Charlyan, Rabu (26/4/2017).
Menurutnya, pendidikan yang ada di pesantren lebih hebat ketimbang pendidikan formal saja. Karena di pesantren belajar tentang memupuk keimanan terlebih dahulu, baru kepandaian.
“Seperti lagu Indonesia Raya. Awalnya bangunlah jiwanya, baru badannya. Semuanya berawal dari pesantren jadi pesantren itu hebat,” tegasnya.
Apalagi saat ini, di kepolisian diperbolehkan polisi wanita (polwan) memakai jilbab sehingga menambah peluang selebar lebarnya bagi lulusan pesantren untuk mendaftarkan diri ke kepolisian. “Makanya kita sekarang ada program Police go to pesantren,” terangnya.
Lebih  jauh Anton menjelaskan, salah satu tujuan kunjungan kerjanya sebagai bentuk silaturahmi khususnya dengan para ulama, dan memastikan kinerja anak buahnya secara langsung dalam menjalin hubungan baik dengan TNI, maupun dengan masyarakat dan tokoh masyarakat di pesantren.
“Sehingga kalau ada kekurangan, agar segera ditingkatkan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Dan mengecek apakah program-program dari Kapolri atau dari Kapolda apakah sudah dilaksanakan atau belum,” jelasnya.
Sebab kata dia, ulama adalah sesuatu yang sangat istimewa, oleh karena itu ia berharap agar kerjasama antara alim ulama dengan umaroh bisa terjalin dengan baik, karena apabila ulama dan umaroh bersatu tidak ada satu kekuatan pun yang mampu menandinginya.
“Kekuatan itu ada dalam kebersamaan, misalkan jepang yang menjajah padahal negara itu kecil hanya sepertiga dari Jawa, tapi bisa menguasai nusantara. Itu bukan karena mereka hebat senjatanya, bukan karena mereka hebat pasukannya, karena mereka punya satu trik memecah belah, mengadu domba. Justru satu kelemahan kita adalah mudah diadu domba,” ungkapnya.(ony)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *