Kota Bogor, SpiritNews-Mendapatkan Penghargaan Piala Adipura menjadi target Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor tahun ini. Pasalnya, Kota Bogor sudah mendapatkan sertifikat Adipura di tahun 2015 lalu.
Namun menurut Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor Ade Sarip Hidayat, target ini sebenarnya bukan hanya sekadar menginginkan penghargaan saja, tetapi kebersihan memang menjadi tanggung jawab bersama dengan masyarakat dan pemerintah dalam mewujudkan Kota Bogor yang lebih sehat dan nyaman.
“Target dari mendapatkan penghargaan Piala Adipura ini agar masyarakat bisa lebih semangat menjaga kebersihan,” ujar Ade usai Briefing Staf di ruang Paseban Sri Bima, Balaikota Bogor, Selasa (25/04/2017).
Anggota Tim Pelaksanaan Percepatan Prioritas Pembangunan (TP4) Maria Dian Nurani mengatakan, penilaian Adipura tahun ini lebih banyak, mulai dari fasilitas kebersihan, saluran drainase dan juga penilaian TPA yang lebih ketat.
Sebab, ada perubahan penilaian Adipura terhadap TPA mengikuti Peraturan Menteri (Permen) Lingkungan Hidup Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Pemanfaatan Limbah Bahan Berbahaya dann Beracun yang sudah berlaku sejak tahun 2013.
Berdasarkan permen tersebut kata Dian, TPA tidak boleh lagi menggunakan metode Open Dumping atau hanya ditimbun terbuka, melainkan harus sudah menggunakan metode Sanitary Landfill yaitu membuang dan menumpuk sampah ke suatu lokasi yang cekung, memadatkan sampah, kemudian menutupnya dengan tanah.
Saat ini Kota Bogor membuang sampahnya masih di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Galuga dengan metode Open Dumping.
Jika tidak ada perubahan mengenai pengelolaan sampah hingga ke TPA Galuga sudah dipastikan tidak akan lolos penilaian.
“Untungnya Pemkot Bogor sudah menganggarkan untuk perbaikan-perbaikan di TPA Galuga, sehingga bisa masuk ke tahap penilaian kedua dan masih ada peluang meraih Adipura,” terangnya.
Dia menerangkan, kendala lainnya mengenai penilaian terminal. Kota Bogor tidak memiliki terminal karena Terminal Baranangsiang sudah dikelola Pemerintah Pusat, kemungkinan penilaian terminal dipilih Terminal Merdeka karena harus ada petugas, sedangkan di Terminal Bubulak tidak ada petugasnya.
Ia menambahkan, Adipura ini bukan indikator kinerja apakah sudah bagus atau belum, tetapi lebih kepada mengarahkan apa yang dilakukan sudah sesuai dengan yang diinginkan, karena dalam penilaian Adipura hanya beberapa titik saja.
“Tentunya fokus pemerintah bagaimana cara menyadarkan masyarakat untuk lebih peduli dan sadar akan lingkungan. Sejauh ini sudah ada perbaikan-perbaikan positif, apalagi target meraih penghargaan Piala Adipura,” jelasnya.(*)