Kabupaten Sukabumi, SpiritNews-Intensitas hujan masih tinggi, diprediksi bakal ada bencana tanah longsor.
Akibatnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi mengingatkan seluruh warga Kabupaten Sukabumi.
Kabupaten Sukabumi dikenal sebagai salah satu daerah rawan bencana akibat pergerakan tanah. Berbagai bencana akibat pergeseran tanah berupa longsor dan gempa bumi mengintai warga setiap saat.
BPBD mencatat, di seantero Sukabumi terkategori rawan bencana. Karena itu, masyarakat diminta tetap mewaspadai ancaman bencana alam setiap saat, utamanya setiap musim penghujan tiba.
BPBD juga mencatat telah terjadi 79 peristiwa tanah longsor hingga Maret 2017. Jumlah tersebut menjadi yang paling tinggi dibandingkan jenis bencana lain. Sepanjang 2016, bencana longsor juga menjadi yang paling dominan dengan 352 kejadian dari total 627 bencana alam.
Kepala Pusat Pengendalian dan Operasi BPBD Kabupaten Sukabumi, Yana Rusyana, mengatakan bencana longsor lebih berpotensi terjadi saat musim hujan. Pasalnya, pergerakan tanah akibat dorongan air hujan lebih mungkin terjadi.
“Tanah itu lebih mudah bergeser saat hujan. Ditambah lagi kondisi tanah yang memang rawan pergeseran,” katanya, Senin, (1/5/2017).
Selain longsor, masyarakat juga diminta mewaspadai potensi gempa bumi. Catatan BPBD, hungga akhir Maret 2017, Kabupaten Sukabumi telah diterjang setidaknya 6 kali gempa.
“Dari Maret sampai April, kalau enggak salah sudah ada 15 kali gempa,” Yana menambahkan.
Ia melanjutkan, bencana gempa sesungguhnya tak memandang musim. Namun ia menangkap sebuah kecenderungan di mana gempa kerap terjadi saat musim hujan.
“Kalau gempa, enggak pilih-pilih musim. Tapi ada kecdbderungan dia timbul saat musim hujan. Saat ada pergeakan tanah karena dorongan air,” ungkap Yana.
Yana juga meminta masyarakat yang bermukim di lereng pegunungan untuk lebih waspada. Pasalnya, kemiringan tanah di lereng yang cukup ekstrem mumbuat kawasan lereng rawan longsor.
Selain itu, dorongan air dari tempat penampungan air yang kerap berada di bagian atas lereng membuat potensi banjir bandang juga mengintai.
“Biasanya kalau musim hujan bisa seperti itu. Longsor sekaligus banjir bandang. Karena enggak kuat nahan air,” katanya lagi.
Kendati BMKG memprediksi musim penghujan berakhir bulan Maret, Yana meminta warga Kabupaten Sukabumi tetap waspada. Ia menilai hujan masih berpotensi terjati setidaknya hingga Mei.
“Sangat mungkin bulan Mei masih hujan. Jadi potensi bencana akibat hujannya masih ada,” kata dia.(ony)