Karawang, SpiritNews-Pada tahun 1993, sidang umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan 3 Mei sebagai hari untuk memperingati prinsip dasar kemerdekaan pers demi mengukur sejauh mana kebebasan pers di seluruh Internasional.
Sejak itulah 3 Mei diperingati demi mempertahankan kebebasan media dari serangan atas indenpendensi serta sebagai penghormatan kepada para jurnalis yang meninggal saat menjalankan profesinya.
Oleh sebab itu 3 Mei mendorong inisiatif publik untuk turut memperjuangkan kemerdekaan pers.
Lembaga Pers Mahasiswa ( LPM ) Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) juga ikut menyuarakan Kebebasan Pers Dunia dengan mengusung tema “ Press Without Pressure” .
Ketua Pelaksana Kegiatan, Kunto Aji Suryo mengatakan, LPM Unsika mengusung tema tersebut karena ingin menyuarakan bahwa pers tidak dapat ditekan dan dapat menjalankan tugasnya sesuai fungsinya.
Diakuinya, acara yang dimulai sejak pukul 10.00 WIB tersebut para mahasiswa memerankan aksi bungkam mulut di depan Gedung H. Oppon Sopandji, karena disana merupakan titik pusat dari segala kegiatan di kampus ini.
“Malamnya, sekitar pukul 18.30 WIB di aula Unsika kami juga akan melakukan Screenning Film yaitu menonton Film mengenai Kebebasan Pers dan berdiskusi bersama mengenai film tersebut,” kata Aji.
General Manager LPM Unsika, Dwiyun Evi Yolanda mengatakan, acara ini merupakan agenda yang baru pertama kali diselenggarakan oleh LPM Unsika.
“Ini sebagai bentuk penghargaan kami kepada para pejuang pers terdahulu. Kami juga ingin menyuarakan bahwa kami sebagai media kampus memiliki kebebasan dan tidak dapat di tekan maupun di atur,” kata Evi.
“Mengapa saya mengungkapkan demikian, karena kami sebagai media sering kali mendapat dipersulit terutama bagi anggota saya yang baru bergabung di LPM Unsika. Intinya kami hanya minta kebebesan dan hak kami sebagai Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di bidang pers di kampus ini,” ungkapnya.(yun)