Harga Telur di Bandung Barat Melonjak Tinggi

  • Whatsapp

Kabupaten Bandung Barat, SpiritNews-Harga telur yang terus merangkak naik, dikeluhkan sebagian pedagang. Mereka menginginkan pemerintah segera turun tangan melihat kondisi di lapangan agar harga telur bisa dikendalikan.
Dari keterangan sejumlah pedagang di Pasar Panorama Lembang Kabupaten Bandung Barat, Selasa (8/5/2017), harga telur kini sudah dijual berkisar antara Rp 20 – 21 ribu per kilogram. Mereka mengaku kecewa karena naiknya harga ini terus terulang setiap tahunnya.
“Tiga hari lalu masih Rp 17 ribu per kilogram, tapi sekarang saya sudah menjual telur di harga Rp 20 ribu per kilogram,” kata salah seorang pedagang sembako, Miftah Hidayat (58).
Sebagai pengecer, setiap minggu Miftah menyediakan sebanyak delapan peti atau 85 kilogram telur yang diperoleh dari distributor dengan harga per kilonya Rp 19.300.
Dengan harga telur sekarang, ia mengeluh karena sering merugi ditambah dengan banyaknya telur yang pecah saat dijual di pasar.
“Bisa dibilang ga ada untungnya jualan telur sekarang karena hanya mengambil keuntungan Rp 700, belum dikurangi sama kerugian telur yang pecah dan beli kantong kresek, walau masih laku dijual tapi harganya ga mungkin bisa seperti telur yang masih bagus,” tuturnya.
Dikatakan, stok telur di agen-agen besar melimpah dan tidak kekurangan, pelanggannya pun belum ada yang mengeluh dengan kenaikan harga telur ini. Tapi jika harganya terus-terusan naik, bisa-bisa banyak pelanggannya yang hilang.
Tidak ingin mengalami kejadian itu, menghadapi bulan puasa ini dia berharap pemerintah segera turun tangan menstabilkan harga telur.
“Kepada pemerintah tolong jangan menyusahkan pedagang kecil, sekarang saya jual telur hanya sebagai formalitas saja soalnya pembeli suka menanyakannya, meski untungnya tidak ada,” jelasnya.
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Bandung Barat, Unang Husni Thamrin mengungkapkan, terkait dengan melonjaknya harga telur, dia menyatakan jika pemerintah pusat sedang mengupayakan menstabilkan harga dengan mengurangi stok telur di pasaran.
“Jadi ada kebijakan dari pusat untuk mengurangi telur.  Bukan berarti ditiadakan tapi bibit-bibit telur agar disediakan di masyarakat karena terlalu tinggi di pedaging ayam. Jadi sebetulnya persediaan atau stok telur masih cukup,” kata Unang.
Pihaknya akan menekan agar harga telur agar tidak melampaui Rp 21 ribu per kilogram. Diusahakan telur bisa terjangkau dibeli masyarakat dengan kisaran antara Rp 14 – 20 ribu per kilogram.
“Di kita ada 1 juta ekor ayam petelur dan pedaging sebanyak 4,7 juta ekor ayam. Kalau dilihat tingkat produksi masih aman sampai bulan puasa,” ungkapnya.(gus)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *