Purwakarta, SpiritNews-Kini, masyarakat Purwakarta mulai merasakan dampak positif dari program Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi.
Seperti Aa Suparman (50) dan Siti Fatimah (41). Pasangan suami istri (Pasurtri) dengan mempunyai 13 anak yang tinggal di Kampung Malangnengah Wetan, Kelurahan Nagri Tengah, Kecamatan Purwakarta, Jawa Barat ini merasakan manfaat program membawa bekal ke sekolah, beras perelek, masuk sekolah jam 06.00 WIB, hingga pendidikan gratis.
Aa Suparman yang akrab disapa Parman ini mengatakan, sebelum pemberlakuan program membawa bekal ke sekolah bagi siswa, anak-anaknya kerap merengek meminta uang jajan sebelum berangkat ke sekolah.
Hal ini membuatnya terkadang bingung mengingat penghasilannya sebagai tukang service peralatan elektronik tidak seberapa.
“Paling susah itu urusan jajan. Kalau ada Rp 10 ribu, harus dibagi berapa ? Sejak ada kebijakan Kang Dedi, saya tinggal bilang ke anak-anak, gak boleh jajan, nanti dimarahi Pak Bupati,” kata Parman di rumahnya.
Untuk makan dia dan keluarganya, Parman mengaku terbantu dengan program beras perelek yang sudah lama digulirkan oleh Dedi Mulyadi.
Jatah beras hasil patungan warga mampu untuk warga kurang mampu tersebut biasanya diantarkan langsung oleh aparat kelurahan setempat.
“Untuk persediaan beras mah biasanya ada pembagian beras perelek, diantarkan langsung, itu sangat membantu sekali. Pusingnya, kalau anak minta jajan saja,” katanya.
Program lain yang membuat beban hidup Parman berkurang adalah masuk sekolah Jam 06.00 WIB. Selain membuat anak-anaknya rajin bangun subuh.
Ia mengaku tidak lagi menanggung malu karena meminjam motor tetangga untuk mengantarkan anak ke sekolah.
“Anak saya jadi rajin bangun subuh, langsung siap-siap ke sekolah, ada jeda waktu mereka untuk berjalan kaki menuju sekolah. Jadi, saya gak harus pinjam motor tetangga untuk mengantarkan mereka,” tegasnya.
Parman dan keluarganya pernah dikunjungi oleh Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi pada (7/5) lalu. Dalam pertemuan tersebut, Dedi meminta agar Parman mengikuti Program Keluarga Berencana.
Siti Fatimah, istri Parman, menuturkan pernah mengikuti Program Keluarga Berencana. Namun, ia mengaku kerap mengalami stres setelahnya. Program Kerluarga Berencana jenis suntik dan pil, ia akui pernah dicobanya.
“Pernah ikut Pak, tapi jadinya stress. Sekarang mau dicoba KB jenis lain saja,” kata Fatimah.
Kondisi anak-anak pasangan yang tinggal di rumah kontrakan berukuran 4×6 tersebut mengundang decak kagum Bupati Dedi. Pasalnya, mereka terlihat bersih dan sehat meski hidup dalam suasana kekurangan.
“Saya salut sama Pak Parman, banyak anak tapi mereka semua bersih dan sehat. Tinggal ke depan, kita bantu mereka agar tinggal di tempat yang layak. Pak Parman pun kita berikan bantuan modal untuk usaha servis elektronik yang dia geluti,” ungkapnya.(rls)