Banyak Kendala, Target Luas Tanam Baru Capai 28 %

  • Whatsapp

Kabupaten Bandung Barat, SpiritNews-Staf Dinas Pertanian di tiga daerah, antara lain dari Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat dan Kota Cimahi melaksanakan koordinasi Upaya Khusus (Upsus) peningkatan ketahanan pangan dan evaluasi Luas Tambah Tanam (LTT).

Dari hasil evaluasi yang diselenggarakan di Markas Kodim 0609 Kabupaten Bandung tersebut terungkap jika target luas tambah tanam yang harus dicapai pada periode April-September 2017 baru mencapai 28 % dari target yang diharapkan.

Dandim 0609/Kabupaten Bandung, Letkol Arh. Andre Wira Kurniawan menyampaikan, banyak kendala yang dihadapi di tiap daerah sehingga target ini baru tercapai 28 %. Namun begitu, pihaknya menginginkan pada akhir September nanti bisa mencapai 100 %.

“Kenapa baru mencapai 28 % itu karena tiga daerah ini memiliki kendala masing-masing, ada satu daerah yang hanya tergantung pada curah hujan atau memang fungsinya sebagai sawah tadah hujan, serta kendala-kendala yang lainnya,” katanya, Jumat (12/5/2017).

Dikatakan, jika luas lahan yang mampu ditanami pada setiap bulannya di masing-masing daerah juga berbeda karena hal itu tergantung dari luas lahan yang tersedia.

Dalam kesempatan itu pun, turut dibahas juga jalan keluarnya agar tujuan swasembada berjalan sesuai rencana.

Disebutkannya, target luas tambah tanam di Kabupaten Bandung Barat sampai bulan Mei ini baru mencapai sekitar 4.500 hektare. Sedangkan di Kabupaten Bandung 7.800 hektare dan Cimahi hanya sekitar 29 hektare karena terbatasnya lahan pertanian.

“Nah, untuk Cimahi ini karena lahannya sedikit maka harus bisa memanfaatkan luas lahan yang tersisa sekitar 204 hektare. Untuk penambahan luas lahan di Cimahi itu sendiri sangat sulit dilakukan,” bebernya.

Untuk mengatasinya, Kodim 0609 bersama Pemkot Cimahi akan berupaya mempertahankan luas lahan yang tersisa agar tak terjadi alih fungsi lahan dalam upaya menjaga ketahanan pangan di daerah tersebut. Walaupun tak dipungkiri jika indikasi pengalihan fungsi lahan akan selalu ada.

“Cimahi terus mengalami perkembangan setiap waktunya. Pembangunan tidak terfokus hanya di daerah perkotaan, namun sudah menyasar ke wilayah pinggiran yang menjadi lumbung padi seperti di Cipageran Kecamatan Cimahi Utara yang sudah tergerus oleh pembangunan perumahan,” tuturnya.

Faktor lain yang turut memberikan efek terhadap ketahanan pangan di Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, ataupun Kabupaten Bandung Barat adalah regenerasi petani yang tidak terjadi. Sebab para pemudanya cenderung memilih bekerja di perkantoran atau ruangan ber-AC ketimbang menjadi petani.

“Karena faktor itu, jadi regenerasi petani menjadi tidak berjalan. Oleh karena itu kita imbau pemuda untuk mau bertani, karena sekarang usia petani itu mayoritas di atas 50 tahun, padahal bertani itu pekerjaan yang mulia,” jelasnya.(gus)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *