Kabupaten Toba Samosir, SpiritNews-Menyusul adanya polusi udara akibat debu beterbangan dampak dari lalu lalang kendaraan pengangkut kayu, warga Kecamatan Parmaksian, Kabupaten Toba Samosir menggelar aksi bagi-bagi masker di Desa Simpang IV Banjar Ganjang, Rabu (17/5/2019).
Aksi bagi-bagi masker ini dilakukan oleh Karang Taruna Kecamatan Parmaksian beserta warga setempat sebagai bentuk protes kepada PT Toba Pulp Lestari (TPL) dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Toba Samosir yang membiarkan masyarakat menghirup udara berdebu akibat kendaran pengangkut kayu yang lalu lalang setiap jam
Seperti diketahui kendaraan besar pengangkut kayu ini adalah milik PT TPL dan kayu tersebut sebagai bahan baku pembuatan kertas produksi PT TPL. Sementara Pemkab Toba Samosir terkesan tutup mata.
“Masyarakat Kecamatan Parmaksian sudah sangat resah karena polusi udara ini yang timbul akibat kendaraan besar pengangkut kayu yang lalu lalang setiap jam,” kata Ketua Karang Taruna Parmaksian, Salon Simangunsong kepada SpiritNews.
Dikatakan, PT TPL sudah tidak peduli dengan lingkungan. Perusahaan produksi kertas ini tidak peduli dengan kesehatan masyarakat. Bahkan, Pemkab Toba Samosir terkesan membiarkannya.
“Selain polusi udara akibat debu, masyarakat juga selalu mencium bau busuk dari limbah perusahaan tersebut,” tegasnya.
Dengan kondisi ini, kata Salon, Karang Taruna Parmaksian melakukan aksi bagi-bagi masker kepada warga. “Setidaknya masker ini bisa membantu masyarakat terhindar dari polusi udara akibat debu dan bau busuk limbah perusahaan tersebut,” ujarnya.
“Kami sudah muak dengan PT TPL yang hanya memikirkan keuntungan perusahaan saja, tanpa memikirkan lingkungan. Akibat kendaraan logging yang mengangkut bahan baku ke pabrik, kesehatan warga harus terganggu,” tandasnya.
Dia berharap PT TPL merespon keinginan masyarakat agar semuanya sama-sama baik. Kalau tidak, kata Salon, warga akan melakukan aksi lebih besar lagi.
“Sesuai undang-undang lingkungan hidup, seharusnya PT TPL merangkul masyarakat setempat dan saling menjaga lingkungan agar tercipta lingkungan yang sehat, bersih dan nyaman,” ucapanya.
Salah seorang warga sekitar, Saor Sitorus mengatakan, PT TPL sekarang ini sudah lagi seperti PT TPL tahun 2003 waktu baru buka. Waktu itu, perusahaan ini cukup peduli dengan lingkungan dan warga sekitar.
“Saat ini, kita minta untuk penyiraman jalan saja sangat sulit. Bahkan terkesan tidak direspon,” kata Saor.(oct)