Kabupaten Asahan, SpiritNews-Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Asahan mencanangkan program diversifikasi pangan guna mengurangi konsumsi beras sebagai makanan pokok.
Melalui workshop pangan non beras, masyarakat di harapkan mampu memvariasikan konsumsi agar tidak tergantung nasi.
“Melalui Workshop pangan non beras, masyarakat, khususnya ibu rumah tangga diharapkan dapat membuat olahan pangan bergizi dan bernilai ekonomi tinggi,” kata Kepala Dinas Ketahanan dan Pangan Kabupaten Asahan, Amir Husein kepada spiritNews di Kisaran, Selasa,(23/5/2017).
Dikatakan, diversifikasi pangan adalah salah satu cara untuk menuju swa sembada pangan dengan meminimalisasi konsumsi beras sehingga total konsumsi tidak melebihi produksi beras.
Padahal, kata Amir, daerah Kabupaten Asahan memiliki beragam hasil pertanian yang pada dasarnya bisa difungsikan sebagai makanan pokok seperti ubi, jagung, talas, pisang, sukun dan lainnya.
“Mengubah kebiasaan makan masyarakat dari nasi beralih ke umbi umbian atau selain beras tidaklah mudah. Tapi dengan banyaknya variasi makanan konsumsi beras diharapkan bisa berkurang,” katanya.
Selain itu lanjutnya program diverisfikasi pangan juga diharapkan dapat meningkatkan perekonomian keluarga.
“Hasil olahan pangan yang dibuat dan dikemas dapat dijual sehingga menambah pendapatan keluarga,” tandasnya.
Dari data yang dihimpun dari Dinas Pertanian jumlah produksi padi Kabupaten Asahan berdasarkan angka ramalan (ARAM) II diprediksi 105.551 ton gabah kering giling (gkg) dalam kurun waktu satu tahun pada 2016. Jumlah produksi padi diperkirakan meningkat 3.922 ton GKG jika dibandingkan dengan angka tetap (ATAP) 2015 sebanyak 101.629 ton gkg.
Kendati produksi padi meningkat, Kabupaten Asahan masih mengalami defisit produksi padi. Jika mengacu pada angka ketersedian beras menurut kecamatan di Asahan, kebutuhan beras mengalami defisit sebesar 6.823 ton pada 2015.(fik)