Kota Bekasi, SpiritNews-Dewan Pimpinan Cabang (DPC) DPC PDIP Kota Bekasi sudah membuka penjaringan bakal calon (balon) kepala. Dipastikan Ketua DPC PDIP Anim Imanuddin dan mantan Walikota, Mochtar Mohamad akan mendaftar.
“Tidak banyak tokoh eksternal yang mendaftar mugkin para kandidat sudah tau kalau DPP PDIP akan merekomendasikan calon dari kadernya sendiri seperti yang sudah-sudah,” kata Pemerhati Kebijakan dan Pelayanan Publik Bekasi, Didit Susilo, Senin (29/5/2017) di Kota Bekasi.
Dikatakan, sudah banyak kalangan yang memprediksi bahwa Mochtar Mohamad dan Anim Imanudin bakal mencalonkan walikota Bekasi pada Pilkada 2018 mendatang.
“PDIP satu-satunya partai politik (Parpol) yang memiliki tiket bisa maju sendiri tanpa koalisi,” katanya.
Pasca Rakerda DPD Golkar Kota Bekasi dan ditekennya koalisi Merah Putih antara PKS (7 kursi) dan Partai Gerindra (6 kursi), kata Didit, konstelasi politik sedikit memanas.
Pasangan walikota dan wakil walikota Bekasi yang sekarang masih memimpin Kota Bekasi bakal kandas setelah koalasi Merah-Putih menentukan calon.
“Meski dalam politik selalu cair, bisa saja nanti koalisi Merah-Putih juga merapat ke petahana Rahmat Effendi karena memang secara riel magnetnya sangat kuat,” ujar Didit.
Analisa itu mendekati riel jika nanti nama Ahmad Syaikhu yang diusulkan DPW PKS Jabar ke DPP PKS tidak mendapatkan usungan format politik maju Pilgub dan tidak dapat rekomendasi. Karena PKS diprediksi akan mengusulkan Netty Ahmad Heryawan.
“Kita lihat selama ini sepertinya Ahmad Syaikhu tidak begitu sreg maju Pilgub dan tidak pernah melakukan sosialisasi politik, beliau sebagai kader partai sangat patuh perintah partai sehingga terlihat banyak diam,” tegasnya.
Saat ini pasca Rapimda DPD Golkar sudah mulai ancang-ancang merangkul parpol tengah seperti Hanura (4 kursi), PPP (4 kursi), PAN (4 kursi), Partai Demokrat (4 kursi) dan PKB (1 kursi) untuk berjaga-jaga dan membentuk koalisi besar.
Menurutnya, jika konstalasi politik seperti itu akan ada 3 poros yang bertarung dalam kontestasi Pilkada yaitu Poros Utama yang dipelopori Golkar plus parpol tengah, Poros Merah-Putih yang beranggotakan PKS-Gerindra dan Poros Perjuangan yang digawangi PDIP.
“Jika pasangan Rahmat Effendi-Ahmad Syaikhu benar-benar pecah karena situasi politik, kontestasi akan semakin ramai meski dominasi petahana Rahmat Effendi makin populer dan memiliki elektabitas tinggi. Tapi Pilkada DKI menjadi acuan koalisi Merah-Putih untuk pede maju dengan format politiknya,” ungkapnya.(sam)