Banda Aceh, SpiritNews-Gubernur Aceh Zaini Abdullah meminta pihak kontraktor pembangunan Masjid Raya Baiturrahman untuk menjelaskan kepada masyarakat terkait persoalan payung elektrik.
“Sebelumnya kita dengar ada keramik dari tiang payung yang copot, kemudian juga ada kejadian tali pengikat payung yang terlepas, ini harus dijelaskan kepada masyarakat secara gamblang,” kata Gubernur Aceh Zaini Abdullah, melalui Kepala Biro Humas dan Protokol Pemerintah Provinsi (Pemprov) Aceh, Mulyadi Nurdin, Minggu (04/06/2017).
Dikatakan, persoalan itu perlu diketahui oleh masyarakat mengingat proses pembangunan Masjid Raya Baiturrahman masih menjadi tanggungjawab dari pihak kontraktor. Dalam hal ini Waskita Karya, sehingga masyarakat tidak menyalahkan Pemprov Aceh.
“Jangan sampai timbul kesan bahwa payung yang kita gunakan tidak memenuhi standar sehingga mudah copot, padahal ini masih proses pembangunan oleh pihak kontraktor, dan belum diserahkan kepada Pemerintah Aceh,” ujar Mulyadi.
Mulyadi menambahkan, Gubernur Aceh meminta pihak kontraktor menjelaskan kepada masyarakat kapan payung elektrik tersebut dibuka dan ditutup, begitu juga dengan tempat parkir dan tempat wuduk yang terdapat di basement.
“Karena ada juga masyarakat bertanya kenapa saat hujan terkadang justru payung itu tidak dibuka, atau saat panas pada pagi harinya, jadi pertanyaan-pertanyaan ini harus dijawab,” tegasnya.
Terkait insiden putusnya tali pengikat payung elektrik beberapa hari lalu, Gubernur meminta Kontraktor menjelaskan penyebabnya, apakah karena human error, teknikal error, karena cuaca, atau faktor lainnya, supaya masyarakat tidak menaruh prasangka macam-macam terhadap pembangunan tersebut.
“Pemprov Aceh menginginkan pembangunan mesjid raya dilakukan dengan baik, kualitas harus baik, dan bertahan lama, sehingga masyarakat bisa menikmatinya,” tambahnya.
Mulyadi Nurdin menyebutkan, keberadaan payung tersebut saat ini mulai dinikmati oleh masyarakat, hal itu terlihat dengan ramainya orang berkunjung ke mesjid raya Baiturrahman khususnya pada sore hari.
Namun kesenangan masyarakat tersebut jangan sampai terganggu dengan hal-hal yang tidak seharusnya terjadi.
“Kita senang melihat masyarakat berfoto-foto di bawah payung, anak-anak kecil bermain disana. Tugas kita bagaimana membuat pengunjung ini merasa nyaman,” ungkapnya.(mah)