Jakarta, SpiritNews-Seperti sudah jadi rutinitas tahunan, harga daging ayam ras hampir selalu mengalami kenaikan jelang mendekati Lebaran.
Saat hari normal, harga daging ayam dipatok Rp 35.000/ekor dengan berat kisaran 1,4 kg. Saat ini pada H-9, harganya naik menjadi Rp 40.000/ekor.
“Naik mulai dari hari kemarin persis, biasanya seekor saya jual Rp 35.000, sekarang sudah naik jadi Rp 40.000.
Biasa karena memang mau Lebaran, nanti setelah Lebaran turun lagi,” kata Quraisyin, pedagang daging ayam Pasar Kayu Jati, Rawamangun, Jakarta Timur, ditemui detikFinance di losnya, Jumat (16/6/2017).
Kenaikan harga ayam, jelas dia, tak lepas dari kenaikan harga ayam hidup (livebird) dari pengepul.
Harga ayam hidup dari kandang sampai ke pedagang pasar saat ini yakni Rp 25.000/kg, naik dibandingkan dua hari sebelumnya yakni Rp 22.000/kg.
“Dari pengepulnya sudah naik. Kita kan ikut harga dari sananya,” terang Quraisyin.
Pedagang daging ayam lainnya di Pasar Jayu Jati, Mulyono mengungkapkan hal yang sama.
Harga ayam tahun lalu juga naik Rp 40.000/ekor saat mendekati Lebaran. Alasan pengepul menaikkan harga, dirinya mengaku tak tahu menahu.
“Dari kandangnya ayam hidup sudah naik. Kenapa naik? Wallahu’alam. Saya sendiri kurang tahu,” ujar Mulyono.
Seperti diketahui, daging ayam ras sendiri termasuk salah satu komoditas pangan yang diatur harganya oleh pemerintah lewat Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 27/M-DAG/PER/5/2017 tentang 9 harga acuan 9 bahan pangan.
Dalam rujukan harga tersebut, harga daging ayam ditetapkan sebesar Rp 32.000/kg.
Berbeda dengan ritel modern, para pedagang daging ayam di pasar tradisional umumnya menjual daging ayam per ekor dengan berat rata-rata 1,4 kg sampai 1,5 kg, dengan harga saat ini kisaran Rp 40.000/ekor saat jelang Idul Fitri.(SpiritNews/Detik)