Kabupaten Bireuen, SpiritNews-Bupati Bireuen H Ruslan M Daud menghentikan penyaluran beras raskin dari Bulog untuk masyarakat dan memerintahkan para camat untuk mengembalikan beras raskin karena busuk, berkutu, bau, dan tidak layak dikosumsi.
Demikian dikatakan, Bupati Bireuen H Ruslan M Daud, Kamis (15/06/2017), di kantor Camat Gandapura saat kedapatan beras raskin tidak layak makan akan disalurkan kepada masyarakat.
“Selain itu, kepada Bulog wajib menggantinya dengan beras yang layak konsumsi apalagi masyarakat membayar Fitrah,” tegasnya.
Ia mengingatkan para Keuciek jika sudah menerima beras raskin tersebut jangan dibagikan. Mohon untuk mengembalikan kepada pihak kecamatan agar dikembalikannya kepada Bulog untuk diganti.
“Saya benar-benar kecewa beras raskin busuk seperti ini, disalurkan Bulog untuk dibagikan kepada masyarakat. Beras tersebut sudah dibayar dengan uang masyarakat subsidi pemerintah. Untuk itu harus secepatnya diganti oleh pihak Bulog dengan beras yang layak untuk dibagikan kepada masyarakat,” tandasnya.
Dikatakan, beras yang disalurkan untuk masyarakat kurang mampu harus layak di makan bukan seenaknya diberikan kepada masyarakat, seharusnya pihak penyalur harus profesional jangan bersikap jahat seperti itu.
“Sekali lagi saya minta kepada Camat, beras tersebut untuk segera menghubungi pihak penyalur, untuk menggantikan dengan beras layak untuk di makan,” katanya.
H Ruslan M Daud sebelumnya mendengarkan keluhan masyarakat tentang beras busuk diberikan kepadanya. Sebaik mendengarkan, hal itu Ruslan turun ke lapangan dan mendatangi Kantor Camat Gandapura wilayah Timur Bireuen untuk mengeceknya dan ternyata benar.
“Beras yang disalurkan pihak Bulog memang tidak layak konsumsi, dan benar-benar tak layak makan dan ini tidak sesuai dengan standar yang telah ditentukan, dan pihak Bulog harus bertanggungjawab dan saya minta untuk diganti,” jelasnya.
Kepala Perum Bulog Sub Dirve Lhoksemawe, Mulyadi mengaku akan bertanggungjawab dan mengganti beras raskin itu dengan yang baru.
“Kami akan melihat berapa jumlahnya beras yang dikatakan tidak layak di konsumsi dan pihak kami menggantikan dengan yang baru,” kata Mulyadi.
Menurut Mulyadi, kemungkinan karena beras banyak dan yang tersimpan lama tersalurkan kembali dan bukan karena kesengajaan melainkan proses sortir jumlah yang banyak sehingga ada beras tidak baik lagi untuk dikonsumsi.(mah)