Banda Aceh, SpiritNews-Kepala Biro Humas dan Protokol, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Aceh, H. Mulyadi Nurdin, Sabtu (17/6/2017) petang, menghadiri acara Buka Puasa Bersama yang digelar Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI) di Banda Aceh.
Acara Buka Puasa Bersama dan pembagian santunan untuk anak yatim itu berlangsung di kantor LKBN Antara Biro Aceh, dan juga diisi dengan tausyiah Ramadhan oleh Staf Pengajar UIN Ar-Raniry, Ustaz Hajarul Akbar Alhafizh.
Selain Mulyadi, juga hadir sejumlah tokoh diantaranya Mantan Rektor UIN Ar-Raniry Prof Yusni Sabi, Anggota DPD RI asal Aceh Ghazali Abbas Adan, dan jurnalis di Banda Aceh.
Mulyadi Nurdin tiba di tempat acara sekira pukul 17.53 WIB. Ia mengenakan batik lengan panjang bernuansa coklat, lengkap dengan kopiah hitam. Alumnus Al-azhar kairo Mesir itu, menyalami sejumlah awak media sebelum memasuki lokasi acara.
Dalam kesempatan itu, pria yang akrab disapa Abi Mulyadi ini dinobatkan menyerahkan bingkisan kepada salah satu anak yatim.
Tak lupa, ia juga menyampaikan apresiasi terhadap eksistensi KWPSI yang selalu aktif dan peduli sesama.
“Semoga keluarga besar KWPSI senantiasa istiqamah dalam menebarkan kebaikan,“ ujarnya singkat.
Kegiatan Buka Puasa Bersama dan menyantuni anak yatim ini merupakan kegiatan tahunan yang rutin diselenggarakan KWPSI sebagai wahana silaturahmi antar anggota dan masyarakat.
“Ini juga bagian dari kepedulian KWPSI terutama dalam menyantuni anak yatim,” ungkap Sekretaris Jenderal KWPSI, Muhammad Saman.
Ia juga menyebutkan, santunan berupa bahan pangan, kain sarung, dan uang tersebut diberikan kepada 35 orang anak yatim yang berasal dari kalangan wartawan dan jurnalis Aceh.
Dengan adanya santunan ini, ia mengharapkan dapat bermanfaat sehingga anak yatim bisa bersemangat menyambut Hari Raya Idul Fitri, tahun ini.
Sementara itu, Ustaz Hajarul Akbar Alhafizh, dalam tausyiahnya memaparkan secara singkat keutamaan bulan Ramadhan, yang merupakan salah satu pondasi dari latihan spiritual diri atau manajemen prilaku.
“Bukan karena bulan puasa, melainkan berpuasa karena Allah semata,” ujarnya, mengingatkan pentingnya puasa batin.
Ia juga mengajak semua komponen untuk terus belajar mengendalikan diri dari pikiran negatif dan bicara sia-sia.
“Dengan menjalani puasa batin, yang melengkapi puasa lahir, kita tidak sekadar menahan lapar tetapi juga mengendalikan mata, mulut, telinga, hati dan seluruh jiwa dan raga. Artinya, kita harus mampu membawa sifat dari berpuasa ke dalam kehidupan sehari-hari. Bukan hanya saat berpuasa saja tetapi setelah berbuka puasa juga demikian, bahkan di luar bulan Ramadhan,” kata alumnus Ma’had Aly An-Nu’aimy Jakarta itu.(mah)