Banda Aceh, SpiritNews-Seluruh unsur Forum Koordinasi Piminan Daerah (Forkopimda) Aceh diharapkan dapat terus menjaga kekompakan, sehingga dapat menjadi contoh teladan bagi masyarakat, dan mendukung kelancaran proses pembangunan.
Demikian disampaikan oleh Gubernur Aceh, Zaini Abdullah, dalam amanatnya saat Upacara Instansi se-Garnizun Banda Aceh dalam rangka menyambut Idul Fitri 1438 H, di Lapangan Blang Padang, Rabu (21/6/2017).
“Saya percaya dan menaruh harapan penuh kepada seluruh anggota Forkopimda plus untuk tetap menjaga kekompakan dan menjadi teladan bagi rakyat. Sehingga dapat sepenuhnya menjalankan tugas sesuai dengan bidang tanggungjawab masing-masing. Keutuhan, keharmonian, dan sinergitas adalah kunci dari semua keberhasilan kerja kita,” kata Zaini.
Pria yang akrab disapa Doto Zaini ini mengatakan, apresiasi dan penghormatan kepada Panglima Kodam Iskandar Muda, Kapolda Aceh, Kajati Aceh, dan seluruh anggota Forkopimda atas kerjasama yang sangat baik selama ini.
“Terima kasih atas prakarsa untuk menggelar upacara pelapasan tugas atau purna tugas saya selaku Gubernur Aceh. Ini sebuah tradisi baru dalam Pemerintahan Aceh. Sekali lagi Saya mengucapkan terimakasih. Semoga Allah mencatatnya sebagai amal ibadah Bapak-bapak beserta keluarga,” kata Zaini.
Diakuinya, selama lima tahun memimpin Aceh, Zaini sudah bekerjasama dengan lima Pangdam, tiga Kapolda, dan tiga Kajati yang bersama-sama bersinergi di Forkopimda Aceh dan menjadi bagian dari Pemerintahan Aceh.
“Mereka semua adalah pejabat yang sangat profesional dibidangnya masing-masing, dan teguh memegang konstitusi dan aturan perundang-undangan dalam menjalankan tugas membantu saya. Alhamdulillah, seluruh agenda pembangunan Aceh dapat berjalan baik, damai dan penuh dinamika yang kondusif,” jelasnya.
Kepemimpinan Zaini Abdullah selama lima tahun juga mengalami riak dan gejolak. Terutama menjelang Pilkada 2016. Saat terjadi konflik antar pendukung pasangan calon di Kabupaten Aceh Timur.
Selain itu, bencana gempa di Dataran Tinggi Gayo dan Pidie Jaya, banjir bandang disejumlah daerah, dan kerusuhan sosial di Aceh Singkil, serta berbagai gangguan keamanan lainnya.
“Alhamdulillah,berkat kerjasama dan kekompakan kita Forkopimda dalam merespon berbagai permasalahan tersebut, hingga saat ini Aceh selalu dalam keadaan damai, nyaman, aman,” ujarnya.
Rambu Menuju Negeri Darussalam
Dalam kesempatan tersebut, Zaini menyampaikan beberapa hal sebagai bahan pertimbangan dan rambu-rambu dalam menjadikan Aceh sebagai sebuah negeri baldatun taibatun warabun ghafur, Negeri Darussalam.
Poin pertama yang disampaikan oleh Zaini adalah penegakan supremasi hukum untuk semua. Menurut Zaini, suatu pemerintahan tidak dapat berjalan baik, bersih dan berkeadilan jika supremasi hukumnya lemah, diskriminatif, dan aturan yang ada tidak berjalan dan tidak berpihak pada keadilan.
Sebagai daerah yang menerapkan Syariat Islam dalam kehidupan sehari-harinya, Zaini berharap agar masyarakat Aceh dapat tampil sebagai pelopor dan teladan dalam penegakan supremasi hukum.
“Tidak boleh ada diskriminasi hukum, dan tidak ada keraguan dan atau pilih kasih dalam memberikan sanksi kepada yang melanggar hukum.Saya percaya seluruh jajaran aparat penegak hukum di Aceh, dapat menjalankan tugasnya secara professional, taat asas, tidak ragu dan tidak pilih kasih,” katanya.
Selanjutnya, Zaini juga berpesan tentang pentingnya menjadikanUndang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 sebagai landasan konstitusional Pemerintahan dan Pembangunan Aceh.
“Meski belum sepenuhnya dapat dijalankan, namun berkat kerjasama yang baik, komitmen yang kuat dan kesamaan pandang kita dalam membangun Aceh, Alhamdulillah sebagian besar isi UUPA telah menjadi landasan kerja kita.”
Zaini optimis, di bawah kepemimpinan Irwandi Yusuf, Undang-Undang Pemerintahan Aceh masih tetap utuh dan menjadi landasan Pemerintah Aceh dalam menjalankan roda pembangunan.
“Terakhir, peradaban Islam adalah Peradaban Aceh. Sejarah mencatat bahwa Aceh sebagai gerbang utama Peradaban Islam masuk ke Indonesia. Sehingga Aceh digelar Serambi Mekkah. Itu artinya akar peradaban Aceh adalah dari Peradaban Islam,” tegasnya.
Zaini berharap, dalam masa 5 hingga 10 tahun ke depan Aceh mampu bangkit menjadi sebuah Negeri yang berperadaban Islam secara kaffah.
“Kita sebagai warga Aceh dan seluruh pemangku kepentingan Aceh harus menjadikan peradaban Islam sebagai basis utama peradaban Aceh,” jelasnya.
Doto Zaini Pamit
Sementara itu, sehubungan dengan akan berakhirnya masa tugas dirinya sebagai Gubernur Aceh, Zaini Abdullah, menyampaikan apresiasi kepada Forkopimda dan semua pihak yang telah mendukung seluruh program pembangunan Aceh selama lima tahun.
“Saya mohon pamit, sekaligus mohon maaf jika ada kebijakan kami yang tidak berkenan bagi Bapak/Ibu sekalian.Melalui mimbar ini kembali saya mengajak seluruh pemangku kepentingan Pembangunan Aceh dan seluruh rakyat Aceh, untuk dapat memberikan dukungan penuh kepada Gubernur terpilh, Irwandi Yusuf dan Wakilnya, Nova Iriansyah,” imbau Zaini.
Zaini meyakini, bahwa Pemerintahan Aceh berikutnya tetap istiqamah menjalankan butir-butir MoU Helsinki dan UUPA berserta turunannya. Karena kedua hal tersebut merupakan landasan konstitusi Aceh sebagai daerah khusus dan istimewa.
“Saya percaya, Pembangunan Aceh akan lebih baik dan kualitas kesejahteraan rakyat semakin meningkat. Terakhir, bagi saudara-saudari yang bertugas selama libur lebaran ini, saya ucapkan selamat bertugas. Semoga Allah mencatanya sebagai amal ibadah saudara-saudari.Atas nama Pemerintahan Aceh, Kami mengucapkan selamat merayakan Idul Fitri kepada seluruh rakyat Aceh,” pungkasnya.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut seluruh pimpinan unsur Forkorpimda Aceh dan Kota Banda Aceh. Selain itu, seluruh Kepala Satuan Kerja Perangkat Aceh dan Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Aceh serta juga menghadiri Apel bersama tersebut.(mah)