Jakarta, SpiritNews-Peluang pendatang baru untuk mengalahkan petahana dan kandidat lain dalam kontestasi pemilihan kepala daerah (Pilkada) Jawa Barat 2018 terbuka lebar.
Untuk bisa menjadi lawan yang sebanding, para calon harus pandai membaca peta politik, dan meriset kebutuhan serta keinginan masyarakat Jawa Barat.
Demikian dikatakan, Peneliti senior Pusat Penelitian Politik (LIPI), Siti Zuhro di Jakarta, Senin (26/6/2017).
“Peluang masih terbuka lebar untuk pendatang- pendatang baru, jadi masih terlalu dini untuk menyimpulkan,” ujar Siti.
Ketika disinggung mengenai sosok Ketua Umum Kadin Jawa Barat Agung Suryamal, Siti tidak menampik bahwa persaingan cukup besar terlebih Agung akan berhadapan dengan sosok- sosok lama dalam bidang politik, dan telah berpengalaman.
Kendati demikian Siti meyakini Agung bisa meningkatkan popularitas dan elektabilitas tinggi bila dirinya bisa meyakinkan masyarakat lewat strategi yang tepat.
“Tergantung bila dia memang serius, ya harus pandai-pandai mengatur strategi bagaimana meyakinkan masyarakat,” jelasnya.
Seperti Sandiaga Uno, sambung Siti, awal mula ingin mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta cukup berat karena belum banyak masyarakat yang mengenal, dan terbilang baru dalam percaturan politik. Berkaca dari hal tersebut, Siti meyakini bahwa Agung juga bisa mendapat tempat di hati masyarakat bila mampu melakukan pendekatan yang kreatif, dan menarik.
“Jadi harus bisa membaca peta politik masyarakat Jawa Barat saat ini, dan meriset hal-hal apa saja yang disukai dan tidak disukai masyarakat,” ucapnya.
Untuk diketahui sebelumnya tingkat elektabilitas Agung Suryamal hanya sebesar 0,5%. Kemudian dia mulai mengenalkan diri kepada masyarakat lewat berbagai kegiatan sosial.
Menurut survei Lembaga Kajian Pemilu Indonesia (LKPI), setelah Agung menyatakan gagasan yang ingin dilakukan untuk mendongkrak ekonomi kerakyatan hingga elektabilitas pengagas “Jihad Ekonomi” ini naik di kisaran 2,5% dan memiliki popularitas 20.1%.(SpiritNews)