Kabupaten Karawang, SpiritNews-Saat ini, pemerintah tengah mengkaji mekanisme subsidi pupuk. Ada kemungkinan pengurangan subsidi pupuk dengan menaikkan HET (harga eceran tertinggi) pupuk secara bertahap.
Manager Humas PT Pupuk Kujang Ade Cahya mengatakan, selain mendorong penggunaan pupuk majemuk, PT Pupuk Kujang juga bisa melakukan pengurangan volume pupuk bersubsidi melalui ketaatan aplikasi pola tanam dengan pemakaian dosis volume per hektar yang dianjurkan.
“Dengan memperbaiki pemberian subsidi tersebut diharapkan kasus-kasus di lapangan, seperti kelangkaan pupuk tak terjadi lagi,” kata Ade dalam rilis yang diterima redaksi SpiritNews, Selasa (4/7/2017).
Dikatakan, salah satu alasan pemerintah memperbaiki mekanisme pemberian subsidi pupuk karena rendahnya harga pupuk di dalam negeri yang menimbulkan disparitas harga pupuk non subsidi semakin besar.
“Hal ini mendorong terjadinya penyelewengan penggunaan pupuk subsidi ke sektor non subsidi atau ekspor illegal. Selain itu, beban subsidi pemerintah semakin besar sebagai akibat harga gas selalu naik, sekalipun harga internasional turun. Biaya bunga dan volatilitas nilai tukar membebani industri pupuk,” ujarnya.
Untuk mengantisipasi perubahan mekanisme subsidi pupuk tersebut, jelasnya, PT Pupuk Kujang sebagai anggota Holding BUMN yaitu PT Pupuk Indonesia (Persero) melakukan upaya-upaya strategi.
Antara lain, dengan membangun pabrik NPK Granular III yang dapat memproduksi NPK berbasis Nitrat dan Urea. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan pupuk tanaman hortikultura dimana pupuk NPK berbasis Nitrat sangat cocok digunakan untuk tanaman hortikultura ini.
Selanjutnya, setelah proyek NPK III, Pupuk Kujang akan membangun kembali pabrik NPK dengan kapasitas yang lebih besar sekitar 200 – 500 ribu ton per tahun.
Di bidang pemasaran dilakukan peningkatan dan penguatan penjualan produk-produk ritel. Dari hasil penelitian dan uji coba yang dilakukan Riset Pupuk Kujang menghasilkan produk-produk berkualitas untuk meningkatkan produktivitas hasil pertanian.
Produk-produk tersebut antara lain seperti pupuk organik excow, pupuk hayati Bion-Up dan Kuriza, NPK 30:6:8, Jeranti dan Nitroska, benih padi Pareku (varietas Ciherang dan mekongga) dan benih Hortus tomat (varietas T014310).
PT Pupuk Kujang berusaha optimal dalam menyalurkan pupuk bersubsidi di wilayah Jawa Barat dan Banten sesuai penugasan dari pemerintah (PSO) dengan mengacu pada prinsip 6 tepat (tepat jumlah, tepat jenis, tepat mutu, tepat harga, tepat tempat dan tepat waktu).
“Menjalin kerjasama dengan pihak kepolisian, Dinas Pertanian dan Tim Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3) yang turut membantu pengawasan distribusi/penyaluran pupuk bersubsidi sampai ke petani,” jelasnya.
Untuk memenuhi kebutuhan pupuk urea di Jabar-Banten, sampai dengan akhir Juni 2017 telah terserap 292.794,25 ton urea bersubsidi atau 102,59% dibandingkan ketentuan Dinas Pertanian sebesar 285.393 ton.
Sedangkan ketersediaan stok pupuk urea bersubsidi di Gudang Lini II dan Lini III produsen pada akhir Juni 2017 sebanyak 86.828 ton atau 625% dibandingkan dengan ketentuan stok pupuk dua minggu kedepan sebesar 13.882 Ton.
Selain itu, stok NPK tersedia sebanyak 17.878,85 ton dan pupuk organik sebanyak 8.640,99 ton.
Untuk wilayah Kabupaten Karawang pada akhir Juni 2017 stok di gudang lini III Urea sebanyak 4.553,10 ton, NPK 1.376 ton dan organik 457,32 ton.
Sejumlah 13 Distributor dan 551 kios resmi tersebar di wilayah Kabupaten Karawang guna mengamankan kebutuhan pupuk dan penambahan petugas lapangan untuk memonitor stok serta melakukan koordinasi dengan dinas setempat.
“Dengan demikian ketersediaan pupuk di gudang-gudang produsen maupun gudang-gudang distributor tetap terjaga dan dapat dilaksanakan dengan segera,” ungkapnya.(rls/sir)