Kota Banda Aceh, SpiritNews-Ketua DPR Aceh Muharudddin, menyebutkan pasangan Irwandi – Nova merupakan dua sosok yang berbeda.
Irwandi merupakan salah satu bagian penting tokoh perjuangan dan perdamaian Aceh. Sedangkan, Nova adalah generasi akademisi yang juga politisi nasional yang berkiprah hingga ke DPR RI.
“Kepemimpinan Aceh (saat ini) berasa dalam dua dimensi yang berbeda dan tentu berjalan menuju Aceh hebat,” ujar Muharuddin, dalam sidang Paripurna Pelantikan Gubenur dan Wakil Gubernur Aceh, Rabu (5/7/2017).
Pelantikan itu sendiri dilaksanakan oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tjahjo Kumolo, walaupun Presiden Joko Widodo hadir.
Jokowi hadir sekitar pukul 10.30 pagi . Saat itu, pimpinan dewan menskor sidang saat sesi pengucapan selamat dan pemotretan, sembari menunggu kedatangan presiden. Tiba di gedung DPR, Jokowi memberikan ucapan selamat kepada gubernur serta wakil gubernur terpilih dan berterimakasih kepada Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf atas dedikasinya memimpin Aceh selama lima tahun ke belakang.
Seusai bersalaman dan foto bersama, Mendagri, Irwandi Yusuf dan anggota Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Aceh mengantar Presiden Jokowi ke halaman depan Gedung DPR, untuk melanjutkan perjalanan kenegaraannya ke Turki.
Pada kesempatan itu, Muharuddin mengajak masyarakat untuk bersama-sama mendukung pemerintahan yang baru. Mereka, kata dia, akan senantiasa mengawal jalannya pemerintahan sehingga semuanya berjalan sebagaimana visi misi dan program kerja yang di masa kampanye telah disuarakan.
“Lupakan perbedaan di masa kampanye. Tidak ada gubernur kelompok ini dan itu, yang ada hanya Gubernur Aceh. Mereka adalah pasangan gubernur milik kita bersama,” katanya.
Sementara itu, Gubernur Aceh, H. Drh. Irwandi Yusuf, berterimakasih kepada seluruh masyarakat Aceh yang telah memberikan amanah kepada dirinya untuk menjadi pemimpin di Aceh.
“Kami ingin memulai tugas kami yang berat ini, dengan mengucapkan innalillahiwainnilaihirajiun. Ini amanah yang belum tentu bisa kita pikul,” ujar Irwandi.
“Tolong dukung pemerintahan saya. Taati sejauh kami masih dalam jalan yang benar. Cegah dan nasihati kalau kami keluar dari garis (kebenaran). Dengan bersama saya yakin kita bisa menciptakan Aceh yang hebat,” tambahnya.
Secara khusus, Irwandi berterima kasih kepada ibunda dan mertua serta istrinya. Tanpa mereka, ujar Irwandi, maka ia tidak akan bisa menjadi seorang pemimpin.
“Bagi yang memilih kami atau pun yang tidak memilih kami, anda semua kami cintai,” kata Irwandi.
Selain itu, lanjut Irwandi, kehadiran presiden ke Aceh di hari pelantikan telah memberi warna khusus dan menjadi sebuah penghormatan kepada rakyat Aceh.
“Baru kali ini melakukan hal tersebut (Presiden hadir saat pelantikan kepala daerah) dan tidak di daerah lain. Aceh menjadi sesuatu dalam hatinya,” jelasnya.
Irwandi menyebutkan, setahun yang lalu ia telah berjumpa dengan Jokowi dan melaporkan bahwa dana Otonomi Khusus akan berakhir pada tahun 2022. Sementara Aceh masih memiliki banyak kekurangan. Untuk itu, ia telah meminta agar dana Otsus diperpanjang sehingga proses pembangunan Aceh bisa terus digenjot.
Sebuah kenyataan, ujar Irwandi, bahwa ekonomi Aceh masih kurang baik. Belum adanya dukungan industri membuat Aceh belum lagi menjadi daerah maju. Karena itu, katanya, banyak persoalan yang harus diselesaikan.
“Kita rawan krisis energi dan pangan. Pembangunan infrastruktur belum merata dan sumber daya yang cakap masih sangat terbatas. Semua itu sebuah kenyataan. Kemana pun pandangan kita lihat, banyak pekerjaan yang harus kita lakukan,” kata Irwandi.
Belajar dari kekurangan dan kesalahan masa lalu serta pengalaman pemimpin Aceh terdahulu, Irwandi berkomitmen untuk memacu pembangunan sehingga Aceh menjadi lebih baik.
Bersama Nova Iriansyah, Irwandi berkomitmen untuk transparansi dan akuntabilitas dalam semua proses pembangunan di Aceh. Ulama, tokoh masyarakat, parpol dan semua masyarakat akan dilibatkan dalam pembangunan nantinya.
“Mulai hari ini saya siap jadi pelayan seluruh masyarakat Aceh. Kewajiban saya melayani tanpa mendahulukan pribadi, golongan, partai tapi keseluruhan masyarakat. Saya ingin bersikap sepenuhnya melayani, bukan dilayani,” kata Irwandi.(mah)