Kabupaten Bekasi, SpiritNews-Cikarang Dry Port (CDP), Pelabuhan darat yang dikelola PT Cikarang Inland Port kini mengembangkan konsep “Smart Port” untuk mempercepat dan mempermudah distribusi barang.
Managing Director Cikarang Dry Port Benny Woenardi menyatakan, pengembangan CDP sebagai “Smart Port” tersebut merupakan upaya untuk menghadapi tantangan ke depan.
“Konsep smart port ini akan semakin mempermudah pengguna jasa dalam melakukan aktivitasnya di Cikarang Dry Port.” kata Benny, Selasa(11/7/2017).
Saat ini, lanjutnya, pengembangan smart port di Cikarang Dry Port mulai terlihat bentuknya, hal itu terbukti mampu membantu pemerintah untuk mengatasi masalah bongkar muat barang (dwelling time) di pelabuhan menjadi 1,63 hari.
“Awalnya bisnis dry port ini banyak yang meragukan, namun dalam usia kami yang baru lima tahun sudah tumbuh cukup tinggi. Setiap tahun rata-rata tumbuh hingga 30 persen,” tuturnya.
Sebelumnya pada awal Mei 2017 lalu, Cikarang Dry Port telah menerapkan sistem gerbang otomatis (auto gate system), e-DO, e-Biling and e-Payment dalam satu atap terhubung dengan sistem pelayanan kepelabuhan, bea cukai dan karantina serta bank.
Dalam proses pengeluaran barang nantinya, perpindahan dan verifikasi data akan dilakukan melalui jaringan yang menghubungkan berbagai sistem termasuk sistem dari Bea Cukai dan Indonesia National Single Window.
Selain itu, Cikarang Dry Port juga sudah menerapkan sistem electronic delivery order (e-DO) dengan beberapa pelayaran yang membuka jasa di pelabuhan darat ini.
Sistem ini dapat langsung mengidentifikasi bila importir telah menyelesaikan administrasi dengan pelayaran tanpa perlu membawa dokumen e-DO secara langsung.
“Bila semua layanan itu digabungkan akan jauh mempermudah dan mempercepat proses pengeluaran barang,” katanya kepada awak media.
Untuk mendukung konsep smart port ini, Cikarang Dry Port juga akan meluncurkan aplikasi mobile berbasis android dan iOS. Aplikasi ini akan mempermudah pengguna jasa untuk melakukan tracking container, cek tagihan, melakukan order, serta melakukan cek jadwal kapal dan kereta.
“Ini akan mempermudah pengguna jasa untuk mengatur kegiatan logistiknya dengan menggunakan perangkat ponsel pintarnya, kapan pun dan di mana pun,” katanya.
Wakili Indonesia Sementara itu pada 6-7 Juli, Cikarang Dry Port, menjadi satu-satunya perwakilan asal Indonesia dalam konferensi pelabuhan dan pelayaran terbesar di Asean, yakni “ASEAN Ports and Shipping 2017” di Yangon, Myanmar.
Salah satu topik yang dibahas dalam konferensi yang menampilkan 30 pembicara tingkat dunia yang ahli di sektor pelabuhan dan pelayaran itu terutama terkait peluang dan tantangan pada transportasi global dan logistik ke depan.
Benny yang juga menjadi pembicara dalam konferensi itu mengatakan ke depan tantangan di industri pelabuhan dan pelayaran akan semakin berat, namun sekaligus menjadi peluang.
Di konferensi itu, tambahnya, Cikarang Dry Port diundang untuk memberikan gambaran peran dry port di Cikarang dalam mendukung konektivitas intermoda di Indonesia.
“Di ASEAN, baru Indonesia yang memiliki dry port yang terhubung langsung dengan pelabuhan internasional,” ujarnya.
Selain itu, menurut dia, kehadirannya dalam acara tersebut untuk berbagi kepada para pelaku bisnis pelabuhan dan pelayaran, baik itu perusahaan pelayaran, pemilik kargo, importir/eksportir, perusahaan logistik, perusahaan operasi terminal, kereta api, dan perusahaan layanan pelabuhan dari berbagai negara di ASEAN mengenai bisnis dry port.(SpiritNews/Industry)