Kabupaten Bulukumba, SpiritNews-Pasukan Khas Komando Operasi Angkatan Udara II TNI AU akan menggelar latihan penggunaan alat utama sistem persenjataan penangkal serangan udara. Mereka akan berlatih menggunakan alutsista baru, yakni Oerlikon Skyshield, sebanyak empat unit.
Oerlikon Skyshield adalah alutsista jenis kanon yang mampu melibas sasaran berupa helikopter, jet tempur yang terbang rendah, sampai rudal jelajah.
Uji coba dilakukan dengan menembakkan rudal dan meriam di Pelabuhan Pendaratan Ikan Bonto Bahari, Kabupaten Bulukumba, pada Kamis, 13 Juli 2017.
Dalam rangka mendukung program Paskhas, AirNav Indonesia Kantor Cabang Makassar Air Traffic Service Center (MATSC) mengalihkan tiga rute penerbangan.
Dua rute domestik Makassar-Selayar serta Selayar-Kendari.
Untuk rute Internasional, pengalihan terjadi bagi penerbangan rute Singapura-Dili. Sebelumnya, tiga rute itu menggunakan rute MKS VOR/DME dan dialihkan ke rute DIL VOR/DME.
Untuk jalur pendaratan pesawat yg menuju Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar, dari arah Timur yang menuju Runway 03, akan diarahkan melewati ‘MKS’ VOR/DME dan selanjutnya proses pendekatan (approach) dari arah barat.
General Manager MATSC Perum LPPNPI (Airnav Indonesia), Novy Pantaryanto, mengungkapkan itu dalam keterangan tertulisnya pada Selasa, 11 Juli 2017.
Upaya pengalihan rute, kata dia, guna menjaga keselamatan penerbangan saat Paskhas TNI AU melakukan latihan dan uji coba alutsista.
“Untuk rencana kegiatan Detasemen Pertahanan Udara (Denhanud) 472 Paskhas TNI AU tanggal 11 sampai 14 Juli 2017, pihak Lanud Hasanuddin Makassar sudah mengajukan raw data (data mentah) sejak 3 Juli 2017 untuk rencana penembakan Rudal Chiron dan meriam Penangkis Serangan Udara Oerlikon,” kata Novy.
Area yang menjadi titik tembak adalah pada koordinat 053218.02S 12002159.15E (daerah Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan) dengan arah tembakan menuju barat daya laut dengan radius 30 kilometer dan jarak luncur hingga 10.000 meter (33000 kaki) di atas permukaan laut.
AirNav Indonesia Kantor Cabang Makassar telah menerbitkan Notice to Airman (Notam) kepada seluruh personel yang terkait dengan operasi penerbangan.
Notam adalah pemberitahuan yang didistribusikan lewat sarana telekomunikasi yang berisi informasi tentang pembuatan, kondisi atau perubahan dari fasilitas penerbangan, pelayanan, prosedur dan potensi bahaya yang harus diketahui oleh personel operasi penerbangan.
Alutsista buatan Swiss
Senjata Oerlikon yang baru akan diuji coba itu akan menembakkan rudal dan meriam. Memiliki kemampuan deteksi dengan sarana radar dan mampu dihubungkan antarunit pada sistem jaringan pertahanan TNI AU. Sistem Skyshield mengusung jenis kanon Oerlikon Contraves 35/1000 kaliber 35 mm L79 GDF-007 dengan mekanisme gas serta pendingin berupa air.
Panglima Koopsau II, Marsekal Muda TNI Yadi Indrayadi Sutanandika, mengatakan Paskhas akan diperkenalkan untuk menggunakan alutsista buatan manufaktur senjata asal Swiss, Oerlikon Contraves. Tujuannya melatih pasukan menanggapi ancaman atau serangan dari udara secara responsif.
“Rencana melatih pasukan khas kita untuk berlatih gunakan persenjataan Oerlikon Skyshield. Sehingga dengan latihan tersebut diharapkan kita bisa menjaga pangkalan dan menjaga alutsista dari kemungkinan adanya ancaman dari udara,” kata Yadi.
Menurut Yadi, alutsista itu adalah senjata jenis kanon reaksi cepat. Pada sesi latihan, akan dilakukan uji coba penembakan 200 butir peluru dari Oerlikon Skyshield.
Tembakan dari kanon tersebut bekerja efektif sejauh empat kilometer, dan mampu menghancurkan sasaran udara berupa pesawat jenis apapun. Termasuk menghancurkan rudal, roket dan mortir yang datang menyerang.
“Kita memasang radar yang mampu mendeteksi serangan musuh, sehingga penembak akan menyerang jika ada hal-hal yang mengancam Indonesia,” ujar Yadi.
Lebih canggih
Ia menyebut kehadiran Oerlikon Skyshield bagi Paskhas merupakan gebrakan tersendiri, setelah lebih 50 tahun hanya mengandalkan kanon triple gun M55 20 mm.
Alutsista itu diklaim ideal menghadapi tantangan di era modern yang pengoperasiannya menggunakan teknologi yang lebih canggih.
Sedikitnya 150 personel TNI AU dan 14 jenderal dari Mabes TNI Angkatan Udara akan hadir menyaksikan uji coba untuk kali pertama di Bulukumba.
Saat sesi latihan, warga Bulukumba diimbau menjauh dari lokasi uji coba alutsista. Khususnya bagi para nelayan yang hendak melaut agar berada jauh dari lokasi.
“Pemilihan Bulukumba sebagai lokasi uji coba dikarenakan wilayahnya yang luas dan strategis. Wilayahnya juga masih kurang dilewati kapal atau pun pesawat, jadi aman dilakukan uji coba,” katanya. (SpiritNews/Viva.co.id)