Jakarta, SpiritNews– Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) mencatat total penjualan sepeda motor pada semester I tahun ini sebanyak 2,7 juta unit. Angka tersebut menurun sekitar 7 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang sebanyak 2,9 juta unit.
Ketua Bidang Komersial AISI, Sigit Kumala mengatakan, daya beli melemah di awal tahun menyebabkan penjualan motor menurun. Faktornya didapat karena waktu panen yang bergeser, biaya jasa pengurusan STNK dan BPKB yang naik serta kenaikan biaya listrik yang memberatkan industri UKM.
“Tren penurunan penjualan sepeda motor sudah terjadi sejak tiga tahun terakhir. Untuk tahun ini tampaknya belum ada tanda-tanda bisa pulih,” ungkap Sigit di Jakarta (12/7/2017).
Ia menambahkan, momentum Lebaran yang biasanya dapat mendongkrak penjualan, tahun ini tidak terjadi. “Bulan Juni lalu, penjualan sepeda motor tercatat hanya tercatat 379.467 unit Jumlah ini turun 28 persen dibandingkan bulan Mei, yang sebanyak 531.496 unit,” terangnya.
Menurutnya, pangsa pasar sepeda motor di semester I lalu masih didominasi oleh merek Honda, yang menguasai sekitar 74 persen dari total penjualan, diikuti Yamaha dengan porsi 23 persen, menyusul Suzuki dengan penguasaan pangsa pasar 2 persen dan Kawasaki 1 persen.
“Namun penjualan ekspor di paruh pertama tahun ini melebihi setengah dari total ekspor tahun lalu, yang sebanyak 284.065 unit,” tambah Sigit.
Walaupun secara nasional penjualan sepeda motor melorot di separuh pertama tahun ini, beberapa daerah di luar pulau Jawa mengalami tren peningkatan. Sampai semester I lalu, penjualan di kota-kota seperti provinsi di Sumatra dan Kalimantan terjadi kenaikan penjualan sampai 30 persen dibandingkan semester satu tahun lalu.
AISI berharap agar kondisi perekonomian segera membaik sehingga sektor riil di daerah bisa bergerak. Pasalnya, dengan meningkatnya perekonomian di daerah membuat sektor otomotif turut terdongkrak. “Kalau komoditi naik di daerah, mungkin ada kesempatan penjualan di daerah meningkat,” tutup Sigit.(SpiritNews/Industry)