Kabupaten Purwakarta, SpiritNews-Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi setuju dengan pernyataan Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa, Muhaimin Iskandar tentang lokasi baru ibukota Indonesia. Muhaimin sebelumnya menyarankan perpindahan ibukota ke Jonggol di Bogor dan Purwakarta.
Menurut Dedi, Jonggol dan Purwakarta sangat cocok menggantikan DKI Jakarta yang semakin padat. “Lokasi Jonggol di Kabupaten Bogor pun sudah terintegrasi dengan baik dengan Purwakarta dan Karawang. Terbukti dengan kualitas jalan penghubung daerah-daerah tersebut,” kata Dedi Mulyadi di Purwakarta, Kamis (13/7/2017)
?Dedi Mulyadi mengatakan “akses dari Purwakarta ke Jonggol pun sekarang semakin mudah. Akses ini bisa melalui Jalur Lingkar Barat, di Kecamatan Sukasari, Kabupaten Purwakarta. Di kecamatan tersebut nantinya kita akan melewati tiga desa.
“Tiga desa ini adalah Desa Kutamanah, Desa Kertamanah, dan Desa Kuta Tandingan. Setelah itu ?kita akan masuk ke Kecamatan Loji di Karawang, lanjut ke Cianjur dan akhirnya sampai di Jonggol,” katanya
Ia menerangkan” Bahwa Akses jalan ini pun memiliki pemandangan yang amat menarik. “Aksesnya berjarak sekira 30 KM dari Kawasan Jatiluhur. Namun karena aksesnya baik maka perjalanan pun akan terasa cepat untuk mencapai Jonggol,?Selain jalan yang bagus, Purwakarta memiliki cadangan air yang melimpah. Cadangan air ini didapatkan dari Bendungan Jatiluhur. “Jadi bisa ditarik pipa ke Jonggol sehingga Jonggol ada tambahan cadangan air,” kata Dedi”ucapnya.
Menurut dedi”Kawasan Jonggol bukan wilayah rawan bencana atau rawan banjir. Bahkan kawasan ini masih banyak memiliki lahan yang kosong. “Jadi untuk dibuat kawasan pemerintahan saya nilai sudah cukup memadai,” ujarnya.
Tak hanya itu, lokasi Jonggol juga sangat strategis. Hal ini karena Jonggol telah memiliki akses ke Istana Presiden yang berada di kawasan Cipanas Cianjur.
Oleh karena itu, Dedi berharap, pemerintah pusat mengkaji terlebih dahulu wilayah Jonggol di Bogor dan Purwakarta. Karena untuk memindahkan ke Kalimantan butuh persiapan yang matang terlebih dahulu, dan dipastikan biaya pembangunan kawasan pemerintahan akan sangat besar.
“Pemindahan ibukota bukan hal yang baru, bahkan ada pula kisah pewayangan yang menceritakan tentang pemindahan ibukota. Kisah tersebut adalah Babad Alas Amer, yang menceritakan pemindahan ibukota oleh Bima,” tandas.(reg)