Kabupaten Bandung Barat, SpiritNews-Menjelang pemilihan kepada daerah (Pilkada) Kabupaten Bandung Barat 2018 mendatang, DPC PPP memilih untuk menunggu dinamika politik yang sedang terjadi untuk menentukan kebijakan strategis, koalisi dan bakal calon bupati (balonbup).
Ketua DPC PPP Kabupaten Bandung Barat, Samsul Ma’arif mengatakan, banyak pertimbangan baik internal ataupun eksternal yang harus diperhatikan. Selain proses penjaringan calon dari PDI Perjuangan yang merupakan partai penguasa, PPP juga mempertimbangkan pelaksanaan Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Barat yang dilaksanakan bersamaan. Begitu juga persetujuan dari DPD/DPW dan DPP partai masing-masing.
“Hingga kini kami masih wait and see. Dinamika politiknya ke arah mana. Jadi tidak bisa tergesa-gesa memutuskan,” kata Samsul saat ditemui di Kantor DPRD Kabupaten Bandung Barat, Selasa (18/7/2017).
Namun, Samsul yang pernah mencalonkan diri menjadi Wakil Bupati Kabupaten Bandung Barat pada Pilkada 2013 lalu, mengaku tidak kapok dan trauma maju lagi di Pilkada Kabupaten Bandung Barat 2018 meskipun pernah kalah. Bahkan, PPP saat ini telah menjalin komunikasi dengan partai lain untuk berkoalisi.
Saat ini yang sudah menunjukkan keseriusannya adalah PKB dan PKPI. Dengan komposisi kursi PPP sebanyak 5, PKB 4, dan PKPI 1, sudah cukup untuk berkoalisi untuk mengusung pasangan calon bupati dan wakil bupati.
Jika nanti dinamika politik mengharuskan koalisi ini mengusung pasangan, maka dirinya siap untuk maju. Apalagi jika itu memang sudah menjadi perintah dan instruksi dari partai.
“Jika nanti harus maju, saya siap bersanding dengan Ade Wawan (Ketua PKB) dari koalisi ini untuk maju di pilkada,” tandasnya.
Lebih lanjut, kata Samsul, meskipun koalisi itu belum permanen dan dituangkan dalam nota kesepakatan hitam di atas putih, semuanya sudah satu visi.
“Baik Ketua PKB Ade Wawan maupun Ketua PKPI Muhamad Rizwan sudah serius soal koalisi ini,” pungkasnya.(gus)