Ironis, Pengangguran di Banten Keempat Terbesar di Indonesia

  • Whatsapp
Kepala Disnakertrans Provinsi Banten, Al Hamidi didampingi Kepala Biro Humas, Kemenakertrans, Sahat Sinurat menerima peserta Press Tour
Kepala Disnakertrans Provinsi Banten, Al Hamidi didampingi Kepala Biro Humas, Kemenakertrans, Sahat Sinurat menerima peserta Press Tour

Banten, SpiritNews-Sungguh ironis, kendati terdapat 14.327 perusahaan, baik perusahaan PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri), PMA (Penanaman Modal Asing), dan perusahaan terbesar di dunia ada di wilayah Provinsi Banten, namun jumlah pengangguran di daerah paling ujung barat Pulau Jawa ini terbesar ke empat di Indonesia.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Jawa Barat, Al Hamidi mengaku bahwa pengangguran di Provinsi Banten terbesar keempat di Indonesia setelah Kalimantan Timur, Jawa Barat, dan Maluku.
“Kami harus terus berbenah. Sebab, tingginya angka pengangguran ini tak sebanding dengan jumlah perusahaan,” kata Hamidi saat menerima kunjungan peserta Press Tour Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans), di Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KPPPB), Jumat (21/7/2017).

Kepala Disnakertrans Provinsi Banten, Al Hamidi (kiri) menerima cindera mata dari Kepala Biro Humas, Kemenakertrans, Sahat Sinurat

Diakuinya, jumlah jumlah perusahaan di wilayah Provinsi Banten yang tercatat secara resmi sebanyak 14.327 perusahaan. Semua itu terdiri dari perusahaan besar, sedang, dan kecil.
“Bahkan perusahaan terbesar di dunia ada di Banten. Baja, semen, gas, kabel semua ada di sini. Namun mengapa angka pengangguran tetap tinggi ?” katanya.
Menurutnya, tingginya angka pengangguran ini karena tingginya angka kompetensi dan tingkat pendidikan masyarakat Banten yang masih rendah.
“Sekitar 7,55 persen dari total 11 juta penduduk Banten. Idealnya, angka pengangguran itu dapat ditekan. Hal itu karena pendidikan formal yang dicapai masyarakat Banten belum mampu menjawab tantangan pasar,” ujarnya.
Dikatakan, lemahnya kompetensi masyarakat Banten terlihat pada lulusan sekolah penduduknya yang rata-rata hanya sampai jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP). Sedikitnya ada 65 persen masyarakat Banten yang belum memiliki kesempatan untuk melanjutkan jenjang pendidikan SMA dan kuliah.
“Penduduk kami pendidikannya rata-rata SMP ke bawah. Ada 65 persen lulusan SMP ke bawah. Akibatnya, sumber daya manusia (SDM) kami lemah sehingga tak cocok apa yang dibutuhkan perusahaan,” jelasnya.
Untuk menekan angka pengangguran itu, lanjut Hamidi, banyak upaya yang dilakukan oleh Disnakertrans Provinsi Banten. Salah satunya dengan melatih masyarakat di Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) untuk kemudian disalurkan ke sejumlah perusahaan atau Usaha Kecil Menengah (UKM).
“Sudah berbagai upaya dilakukan. Salah satunya dengan BBPLK agar masyarakat Banten punya daya saing yaitu setiap tahun ada 880 orang. Sebanyak 85 persen dari mereka akan disalurkan atau ditempatkan ke perusahaan,” ungkapnya.(sir)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *