Garam Mahal, Pengusaha Ikan Cue Terancam Gulung Tikar

  • Whatsapp
Pengeolahan ikan
Pengolahan ikan 

Kota Bogor, SpiritNews-Puluhan pengusaha ikan cue atau ikan pindang di Kota Bogor terancam berhenti beroperasi.
Hal tersebut diakibatkan karena adanya lonjakan harga garam selama beberapa waktu terakhir.
Rinin (58) salah satu pengusaha ikan cue di Kampung Kedung Halang Desa Sukaresmi, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor mengaku harus memutar otak untuk menanggulangi lonjakan harga garam, yang notabene adalah hal pokok dalam pengolahan ikan pindang.
Dia menuturkan, jika harga garam terus mengalami lonjakan harga maka dikhawatirkan usahanya tak lagi dapat beroperasi.
Rinin yang sudah merintis usaha ikan pindangnya selama 40 tahun, menyatakan baru kali ini mengalami lonjakan harga garam yang tinggi, yang juga dibarengi kenaikan harga bahan baku ikan. “Ikan lagi naik, dan garam juga naiknya tinggi sekali.
Mau tidak mau saya harus memutar otak untuk tetap bisa memproduksi ikan cue ya,” jelas Rinin saat ditemui wartawan di tempat usahanya di Bogor, Rabu (26/7).
Rinin menuturkan, harga garam kasar kini mencapai Rp 150 ribu per karung dari harga normalnya hanya Rp 60 ribu per karung.
Adapun untuk keperluan produksi ikan pindang per harinya, Rinin biasa memproduksi sekitar 300 kilogram ikan. Untuk setiap lima puluh kilogram ikan, lanjut dia, memerlukan satu karung garam.
Dengan adanya lonjakan bahan baku ikan pindang tersebut, Rinin mengaku, hingga kini dia belum menaikkan harga jual ikan pindang secara signifikan. “Harganya masih tetap. Ya sedikit mungkin naiknya, karena takut pembeli pada kabur juga,” ungkap Rinin.
Ada tiga macam ikan yang diproduksi Rinin, yaitu ikan abu-abu yang di jual dengan harga Rp 12 ribu per kilogram, ikan cakalang di jual dengan harga Rp 14 ribu per kilogram, terakhir ikan tuna yanh dij ual dengan harga Rp 17 ribu per kilogram.
Dia berharap, pemerintah setempat dan pemerintah pusat dapat segera menyetabilkan harga garam agar pengusaha kecil ikan cue atau pindang dapat tetap eksis dan memproduksi.
Hal serupa juga diungkapkan Tangi Hasudungan yang juga berprofesi sebagai pengusaha Ikan Cue di Kampung Kedung Halang Desa Sukaresmi, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor.
Menurut dia, strategi yang dilakukan untuk menanggulangi lonjakan harga garam yaitu dengan melakukan penghematan pemakaian garam.
Misalnya, jika satu karung garam biasanya dipakai untuk tiga hari, sekarang digunakan untuk satu minggu. “Jadi itu salah satu cara untuk tetap bisa menghemat biaya produksi,” kata Tangi .
Untuk harga garam, lanjut dia, pernah mencapai Rp 250 ribu per karung yang berisi 50 kilogram garam yang biasanya hanya Rp 60 per karung. Dia menerangkan, jika harga garam terus melonjak dipastikan usahanya akan gulung tikar dan dia akan berhenti beroperasi. “Pasti bangkrut jika gitu terus. Kan namanya juga usaha ikan, ikan butuhnya garam,” jelas dia.(SpiritNews/Republika)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *