Jakarta, SpiritNews-Menko Polhukam Wiranto mengatakan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dibubarkan karena menyimpang dari nilai-nilai Pancasila.
Apalagi HTI pernah menyampaikan perjuangannya tidak sesuai dengan demokrasi dan NKRI.
“Kemarin saya bubarkan HTI, jelas-jelas kok pidatonya nggak cocok dengan demokrasi, nggak cocok dengan nasionalisme, nggak cocok dengan NKRI, pidatonya jelas di mana-mana,” kata Wiranto saat memberi pembekalan kepada para rektor, ketua, direktur, dan koordinator Kopertis Perguruan Tinggi di kantor Kemenhan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Rabu (26/7/2017).
Acara ini dihadiri 111 peserta, yang terdiri dari Koordinator Kopertis Wilayah I-XIV sebanyak 14 orang serta perwakilan rektor, ketua, direktur perguruan tinggi dari seluruh Indonesia sejumlah 97 orang.
Meski HTI sudah dibubarkan, Wiranto mengaku heran masih ada beberapa orang yang mendukung organisasi tersebut.
Wiranto juga menyinggung adanya anggapan bahwa pemerintah tidak punya kemanusiaan terhadap pembubaran HTI tersebut.
“Dibubarkan kok dibela, dibela karena pemerintah tak berperi kemanusiaan, ya nggak apa-apa hak mereka. Tapi saya heran saja nggak komplain.
Kalau begini, gimana perlu ada kesadaran bela negara,” kata Wiranto.
Menurut Wiranto, kesadaran bela negara harus ditingkatkan agar ancaman radikalisme, narkoba, hingga terorisme bisa diselesaikan.
Seharusnya bela negara dipraktikkan dalam kehidupan masyarakat agar ancaman tersebut hilang.
“Setiap masuk kampus, saya Indonesia, saya Pancasila, masuk pesantren, saya bela Indonesia, saya Pancasila.
Turun dari angkot, saya Indonesia, saya Pancasila, kalau begitu terus akan mengalir dan kita ingat terus,” ujar Wiranto.(spiritnews/Suara)