Jakarta, SpiritNews-Serikat pekerja atau serikat buruh sangat bermanfaat untuk kalangan buruh dalam hal memperjuangkan hak-hak buruh.
“Serikat pekerja juga mempunyai fungsi dalam mengembangkan keterampilan dan keahlian anggotanya. Keterampilan dan keahlian menjadi faktor penting bagi pekerja untuk meningkatkan kinerja dan produktivitas. Bagaimana mengidentifikasi dan mengurangi kesenjangan keterampilan, meningkatkan kemampuan dan produktivitas,” kata Menteri Ketenagakerjaan, M Hanif Dhakiri yang dibacakan oleh Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial, Haiyani Rumondang dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I Federasi Kesatuan Serikat Pekerja Nasional (F-KSPN) di Bandung, Selasa (25/7/2017).
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), penduduk yang bekerja pada Februari 2017 adalah sebanyak 124,54 juta orang. Jika dibandingkan dengan jumlah anggota serikat pekerja berdasarkan data terakhir dari Kementerian Ketenagakerjaan yang berjumlah 2.717.961, maka jumlah anggota serikat pekerja hanya 2,18 % dari jumlah penduduk yang bekerja.
“Karenanya perlu dipertanyakan, apakah serikat pekerja sudah dapat memenuhi ekspektasi anggotanya, dengan kenyataan bahwa persentase jumlah anggota yang kecil dari jumlah penduduk yang bekerja? Hal ini menjadi pekerjaan rumah yang penting bagi SP/SB,” katanya.
Dikatakan, serikat pekerja merupakan suatu organisasi yang didirikan secara bebas, terbuka, mandiri demokratis, dan bertanggung jawab oleh pekerja untuk memperjuangkan kepentingan pekerja dan keluarganya.
Oleh karena itu, pengurus dan anggota FKSPN dituntut untuk dapat berjuang melindungi dan membela anggota dari pelanggaran hak-hak dan memperjuangkan kepentingan serta peningkatan kesejahteraan anggota dan keluarganya, salah satunya dengan berkontribusi aktif dalam meningkatkan keterampilan/ kompetensi anggotanya.
“Sebagai sebuah organisasi yang berperan penting dalam kehidupan pekerja, FKSPN diharapkan juga dapat berkontribusi dalam peningkatan produktivitas di dunia kerja, dan menjaga kelangsungan berusaha mengingat kita berada pada era globalisasi yang menuntut kita untuk memiliki jiwa yang kompetitif agar dapat bersaing dengan negara-negara tetangga,” ujarnya.(rls/sir)