Kabupaten Purwakarta, SpiritNews-Dalam rangka memperingati Hari Jadi Kabupaten Purwakarta Ke 49 dan HUT Purwakarta Ke 186, pemerintah daerah setempat menjadikan seluruh sila dalam Pancasila menjadi tema karnaval yang akan digelar setiap hari Jum’at malam dalam setiap minggunya
Seperti yang terlihat malam ini Jum’at (28/7/2017), masyarakat Purwakarta memenuhi ruas Jalan Jenderal Sudirman sampai Jalan RE Martadinata untuk menyaksikan karnaval sila pertama Pancasila bertajuk “Pawai Toleransi Umat Beragama”.
Karnaval pertama ini terinspirasi dari sila pertama dalam Pancasila yakni Ketuhanan Yang Maha Esa.
Berdasarkan pantauan, tampak rombongan seluruh umat beragama mulai dari Islam, Katholik, Kristen Protestan, Hindu, Budha dan Khong Hu Cu, beriringan menyusuri jalan protokol di kabupaten yang terkenal dengan kebijakan penerapan toleransi sejak dari bangku sekolah tesebut.
Sebagaimana diketahui, seluruh pelajar di Purwakarta diwajibkan mempelajari kitab Agamanya masing-masing dan disediakan rumah ibadah sesuai dengan ajaran Agama dan Kepercayaan mereka.
Kegiatan pawai ini langsung dibuka oleh Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi yang juga turut serta dalam pawai yang diikuti oleh ribuan peserta tersebut.
Para peserta tampak mengenakan pakaian khas Agama mereka masing-masing.
Hal ini semakin menambah suasana sejuk dalam kegiatan tersebut. Tak ayal, kegiatan ini berlangsung secara aman dan tertib sampai akhir acara.
“Karnaval pertama ini merupakan simbol sila pertama Pancasila. Jum’at depan secara berurutan kita akan gelar karnaval yang terinspirasi dari sila kedua, ketiga, keempat dan kelima, rutin setiap Jum’at malam,” jelas Dedi.
Tema Pancasila dipilih oleh Dedi untuk menunjukkan kepada khalayak ramai bahwa di Purwakarta, Pancasila tidak hanya menjadi kewajiban akademik yang harus dipelajari dalam pelajaran di sekolah.
Melainkan menurut dia, Pancasila hidup dan diamalkan dalam keseharian warga Purwakarta
“Kami di Purwakarta ingin menunjukkan bahwa nilai-nilai Pancasila benar-benar diamalkan oleh warga Purwakarta,” katanya menambahkan.
Kegiatan ini mengundang decak kagum bukan saja dari peserta tetapi juga dari warga masyarakat yang hadir.
Salah seorang koordinator peserta, Pendeta Gereja Katolik Salib Suci Purwakarta, Paulinus Widjaya mengatakan kegiatan menjadi perwujudan rasa toleransi yang telah dibina di Purwakarta.
“Luar biasa, ini perwujudan semangat toleransi yang baik. Kedamaian antar umat juga terpelihara dengan baik di Purwakarta,” tandasnya.
Sementara itu, salah seorang warga Purwakarta, Puteri (21) menjadikan kegiatan ini sebagai laboratorium penelitian karya ilmiah yang tengah ia buat.
Mahasiswi perguruan tinggi negeri di Bandung itu mengaku merasa terbantu karena tidak mengalami kesulitan menemukan fenomena toleransi yang menjadi topik penelitiannya.
“Ada tugas kuliah di kampus, kalau cari di sekitar kampus kan susah, jadi pulang dulu ke Purwakarta untuk melihat karnaval ini. Jadi, gak susah mencari panduan studi kasus, ada semua disini bahannya,” pungkasnya menutup.(Reg)