Kota Cimahi, SpiritNews-Gara-gara dimintai pertanggungjawaban karena hamil, pemuda pengangguran berinisial EK (21), tega membunuh kekasihnya MR (16).
Aksi yang dilakukan pelaku pun terbilang biadab karena setelah dibunuh, kaki dan tangan korban diikat dengan kawat bekas kabel dan diceburkan ke sumur.
Peristiwa pembunuhan itu terjadi di sebuah rumah kosong di Kampung Tegal Kiara, RT 001/007, Desa Rancapanggung, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat, Selasa (1/8/2017).
Mayat korban yang sedang hamil muda itu ditemukan oleh warga sekitar saat akan mengambil air dari sumur tersebut.
Kapolres Cimahi, AKBP Rusdy Pramana Suryanagara mengatakan, korban pertama kali ditemukan sekitar pukul 07.00 WIB oleh saksi bernama Wawan saat hendak mengambil air di sumur tersebut. Dia lalu melaporkan temuan mayat tersebut ke RT/RW setempat dan diteruskan ke Polsek Cililin.
Mendapatkan laporan tersebut, petugas langsung mendatangi lokasi kejadian dan melakukan olah TKP (tempat kejadian perkara). Beberapa barang bukti berhasil ditemukan sehingga identitas korban akhirnya diketahui.
“Korban berinisial MR (16), dan sedang hamil muda,” kata Rusdy saat gelar perkara di Mapolres Cimahi, Rabu (2/8/2017).
Setelah melakukan pengembangan penyidikan pelaku berhasil ditangkap saat berkumpul bersama temannya di sekitar jalur kereta api Rumah Sakit Dustira Kota Cimahi, Selasa (1/8/2017) malam.
Namun pelaku yang akan ditangkap berusaha melawan petugas dan berusaha melarikan diri. “Petugas kami terpaksa menembak kedua kaki pelaku karena berusaha melawan saat akan diamankan,” katanya.
Dari pengakuan pelaku, kata Rusdy, EK tega membunuh kekasihnya itu karena diminta pertanggungjawaban atas kehamilan korban. Korban sempat dianiaya, terbukti di tubuhnya banyak ditemukan bekas kekerasan. Pelaku juga berusaha menenggelamkan korban ke sumur dengan diberi pemberat batu.
“Pelaku akan dijerat pasal 340 subsider 338 KUHP dengan ancaman kurungan penjara 20 tahun atau maksimal seumur hidup,” sebutnya.
Orang tua MR, Wawan Gunawan (40), mengaku jika anaknya jarang ke luar rumah sehingga dia merasa kaget ketika mendapat kabar anak pertamanya itu tewas dibunuh. Anaknya itu memang telah berhenti sekolah saat kelas 2 SMP karena sering sakit-sakitan.
“Saya sempat mencari anak saya karena tidak pulang, tapi tidak ketemu. Akhirnya mendapat kabar dari polisi jika anak saya sudah meninggal,” ujarnya.(gus)