Kota Banda Aceh, SpiritNews-Pariwisata adalah salah satu sektor unggulan Pemerintah Aceh. Selain pembenahannya yang murah, sektor ini akan mampu membuka lapangan pekerjaan dan menekan angka kemiskinan di daerah berjuluk Bumi Serambi Mekah ini.
Penegasan tersebut disampaikan oleh Wakil Gubernur Aceh, Ir H Nova Iriansyah MT, saat membuka secara resmi kegiatan Aceh Internasional Halal Food Festival tahun 2017, yang dipusatkan di Taman Bustanussalatin, Jum’at (18/8/2017) malam.
“Pariwisata adalah salah satu primadona untuk membuat secara cepat membuat perbedaan dalam perekonomian rakyat, untuk secara cepat mengurangi angka kemiskinan, untuk secara cepat mengurangi angka pengangguran.
Dan, mudah-mudahan malam ini Aceh Hebat mulai kita tapaki dari sektor pariwisata Aceh, wabil khusus melalui perkenalan terhadap kuliner halal dari Aceh,” ujar Wagub.
Wagub mengungkapkan, berbeda dengan sektor lainnya, pariwisata adalah sektor yang murah serta sangat cepat berkontribusi bagi percepatan pertumbuhan ekonomi.
Oleh karena itu, Pemerintah Aceh sangat mendukung pelaksanaan Aceh Internasional Halal Food Festival yang akan berlangsung hingga tanggal 20 Agustus mendatang.
“Malam ini, saya merasakan semangat baru Insya Allah, ke depan Aceh benar-benar menjadi Aceh Hebat.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan berpartisipasi dalam. kegiatan iniMudah-mudahan Aceh menjadi ikon pariwisata di Indonesia dan Kuliner Aceh mampu menjadi tuan rumah di negerinya sendiri.
Semoga kegiatan ini dapat berlangsung setiap tahun,” pungkas Wakil Gubernur Aceh.
Senada dengan Wagub, Reza Fahlevi selaku Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh mengungkapkan, bahwa kuliner adalah salah satu alasan wistawan untuk berkunjung ke suatu daerah.
Bahkan, menurut data Kementerian Pariwisata RI, 30 persen uang yang dibawa wisatawan ke suatu daerah, dihabiskan untuk mencicipi dan belanja kuliner.
“Oleh karena itu, untuk memperkenalkan kekayaan kulinernya, Pemerintah Aceh melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata menyelenggarakan event Aceh Internasional Halal Food Festival,” ungkap Reza.
Reza menambahkan, tujuan penyelenggaraan kegiatan ini adalah untuk menemukan, mengenali dan melestarikan berbagai potensi kuliner Aceh yang berkembang di masyarakat karena merupakan warisan kekayaan budaya Serta mempromosikan potensi dan kekayaan kuliner Aceh sebagai daya tarik wisata.
Selain itu, kegiatan ini merupakan sarana untuk memperluas jaringan pemasaran produk kuliner Aceh, serta sebagai salah satu upaya untuk melakukan sosialisasi dan standarisasi produk-produk makanan halal.
Aceh Internasional Halal Food Festival diikuti oleh 102 tenant dari total 50 stand, yang dibagi atas tiga zona stand, yaitu zona kuliner khas Aceh, Zona jajaran nusantara dan zona halal. Kegiatan ini turut diikuti oleh peserta dari luar negeri yang tergabung dalam IMT GT, yaitu Malaysia dan Thailand, dan peserta lokal, yaitu Tim Penggerak PKK, IKA Boga Aceh, LPPPOM MPU Aceh, PLUT Aceh dan pegiat kuliner Aceh lainnya.
Berbagai rangkaian kegiatan akan turut mengisi event ini, di antaranya pertemuan antar pengusaha-pengusaha IMT GT yang bergerak dalam bidang pelayanan wisata halal, sosialisasi jaminan produk halal oleh LPPOM MPU Aceh, coffee meetin dan diskusi, lomba masak, ngopi gratis, khanduri sate matang dan sie reuboh.
“Puncaknya adalah pemecahan rekor MURI 1.000 Idang Talam terbanyak,” ungkap Reza.
Pembukaan Aceh Internationa Halal Food Festival juga diisi dengan penyerahan sertifikat halal kepada sejumlah restoran yang telah melewati proses verifikasi dari instansi terkait. Beberapa restoran tersebut diantaranya Restoran Hermes Palace, Restoran Grand Nanggroe, Keripik Sayur Bayam dan beberapa restoran lainnya.
Selanjutnya, Wagub bersama Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman, Kadis Pariwisata Aceh, Ketua Dekranasda Aceh, Darwati A Gani dan Wakil Ketua Dekranasda Aceh Dyah Erti Idawati, juga melakukan prosesi pembakaran lemang secara simbolis tanda dimulainya event Aceh Internasional Halal Food Festival.(mah)