Kabupaten Bandung Barat, Spiritnews-Kabupaten Bandung Barat (KBB) akan menjadi tuan rumah kemah budaya yang bakal digelar di Batulayang, Kecamatan Cililin dalam waktu dekat ini.
Penyelenggaraan itulah yang menjadi awal pemikiran budayawan Jawa Barat, Acil Bimbo. Dia mengaku, kecewa dengan tatanan budaya yang terjadi hari ini.
“Bahkan saya berani mengatakan, tatanan budaya bangsa ini sudah mulai terserabut. Misalkan saja, masalah masuknya narkoba hingga 10 ton ke Indonesia dan dijadikan marketnya, berarti ini ada market yang lemah, juga kasus korupsi yang tak kunjung selesai,” kata Acil ditemui di Padalarang, Selasa (22/8/2018).
Maka itu, sebut Acil, konsep Bung Karno soal karakter building ada kepribadian nasional penting untuk bangsa ini.
“Secara karakter dan mental bangsa ini rapuh, sehingga potensi yang ada tertutup dalam 72 tahun Indonesia merdeka,” sebutnya.
Apa yang mesti dilakukan? Acil mengatakan, adalah dengan konsep budaya.
“Pada acara 17-an tampak warna-warni budaya kita, tapi kebanggaan itu tidak muncul pada hari ini,” sebutnya.
Maka dari itu, kata dia, revitalisasi dalam budaya penting guna menanamkan kejujuran, kecintaan serta tanggung jawab. “Kalau itu benar-banar ditanamkan di masyarakat, Indonesia pasti akan berkibar,” tandasnya.
Dalam kesempatan yang sama Tongky selaku Ketua Pergerakan Relawan Kemanusiaan KBB dan Dona Hermawan dari Forum Jaga lembur menambahkan, alhamdulilaah Forum Jaga Lembur Bandung Barat mendapatkan mandat untuk penyelenggaraan Kemah budaya dari Dewan Pendiri Jaga Lembur Acil Bimbo, kegiatan ini sebelumnya dilaksanakan di kiara payung oleh Kapolda jabar beberap minggu lalu.
Kemah budaya adalah bagian dari aktualisasi dan rebitalisasi kecintaan terhadap budaya sementara Jaga Lembur merevitalisasi kecintaan kepada budaya dan lingkungan. Kegiatan ini saling menguatkan dan insya alloh Pemda KBB akan sangat Respon terhadap isyu budaya dan lingkungan.
“Sebetulnya ada hal lain yang akan kami sajikan dalam perhelatan kemah Budaya ini adalah tentang pentingnya peran serta masyarakat adat dalam mempersiapkan “Ketahanan Sosial” dalam konteks kekinian namun kaidah adat jangan sampai hilang karena dampak globalisasi, disana kita akan membahas tentang Ketahanan Sosial dari Perspektif masing2 adat/budaya Sunda, tentang bagaimana menjaga alam dimana atitude explorasi alam oleh masyarakat adat tetap menkadi panutan actual pengelolaan sumber daya alam,” tandasnya.(gus)