Kabupaten Purwakarta, SpiritNews-Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Purwakarta, menyebut bahwa tata kelola pemerintahan Kabupaten Purwakarta tidak ada penyimpangan. Bahkan MUI pun menambahkan bahwa secara individu dan kapasitas Dedi Mulyadi sebagai Bupati Purwakarta tidak ada unsur yang dianggap sesat ataupun menyimpang dari kaidah keislaman.
Karena menurutnya selama ini MUI Purwakarta belum mengeluarkan fatwa kepada Dedi Mulyadi baik secara individu ataupun sebagai Bupati.
“Di MUI itu ada yang namanya Komisi Fatwa, segala permasalahan umat yang menyangkut akidah dan ajaran agama dimusyawarahkan dulu oleh semua komponen yang ada di MUI sebelum difatwakan,” ujar Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Purwakarta, KH. John Dien, usai diskusi bersama Aliansi Muda Bela Ulama, Senin (28/8/2017) di Gedung Dakwah, Jalan Ahmad Yani, Cipaisan.
Menurut Kiayi yang juga ketua Forum Komunikasi Umat Beragama di Purwakarta ini mengungkapkan, perlu ada proses serta pengkajian mendalam apabila dikatakan seorang individu menyimpang dari ajaran agama.
“Prosesnya sangat panjang ada pengkajian terlebih dahulu sehingga fatwa yang dikeluarkan harus benar bukan asal,” tambahnya.
John Dien pun mengingatkan, bahwa dalam berkehidupan terutama dalam bermedia sosial harus menghindari hal-hal yang mengasut terutama menyebar berita hoax dan berbau fitnah serta SARA. Sehingga menurutnya perlu mencermati lebih dalam sebuah info dan diutamakan untuk bertabayyun.
“Kita harus berhati-hati dalam bermedia sosial menjaga kondusifitas dan utamakan bertabayyun dahulu terlebih menjelang pilkada,” pungkasnya.
Terlebih MUI pusat sendiri sudah mengeluarkan fatwa 24/2017 tentang hukum dan pedoman dalam bermuamalah di media sosial.
“MUI pusatpun sudah mengeluarkan fatwa haram bagi penyebar hoax sehingga perlu bersikap hati – hati dalam bermedia sosial,” tuturnya.
Sebelumnya, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH. Ma’ruf Amin malah menilai sosok Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi selama ini mampu menyambungkan ajaran Islam dengan budaya Sunda.
Bahkan dirinya menilai Dedi berhasil mempersatukan potensi umat di daerahnya serta dapat bersilaturahmi dengan semua pemimpin agama.
“Selain itu, Dedi Mulyadi mampu membangun infrastruktur dan tempat ibadah yang dilakukannya selama menjabat 10 tahun di Purwakarta. Ternyata orangnya juga bisa menyambungkan antara Islam dan budaya, terutama Sunda. Sebenarnya Islam dengan budaya Sunda saling mempengaruhi, ada artikulasi. Hal ini harus kita bangun agar antara agama dan budaya tidak berbenturan,” jelas Kiayi Ma’ruf, belum lama ini. (reg/rls)