Norwegia, SpiritNews-Warga Aceh yang menetap tinggal di beberapa negara di Eropa, baik yang berstatus pelajar, mahasiswa, pekerja, pedagang maupun pegawai tetap mengikuti dan memegang teguh tradisi Aceh.
Bahkan terhadap ajaran Islam baik yang menyangkut ibadah maupun dalam memperingati hari-hari besar Islam tidak pernah terlewatkan. Misalnya dalam menyambut Hari Raya Idul Fitri atapun Idul Adha.
Berikut cerita Mahyuni (21), salah seorang pelajar warga Aceh yang menetap tinggal di Norwegia, salah satu negara di belahan bumi Eropa yang dikirim melalui email ke SpiritNews, Rabu (30/8/2017).
Menurut Mahyuni, dalam setiap merayakan hari raya baik Idul Fitri atau Idul Adha di pagi hari yang indah dan dingin sangat mengharukan, apalagi saat bertemu dengan orang-orang Islam atarbangsa yang berbondong-bondong mendatangi Masjid di Stavanger dengan penuh semangat dan seyuman dari masyarakat sesama Muslem yang tinggal di kota itu.
”Begitulah perasaan sesama Islam di perantauan,” sebut Mahyuni.
Mahyuni sangat berharap kepada masyarakat Aceh yang berada di luar Aceh untuk membentuk satu pusat Informasi dan komunikasi demi memudahkan silaturrahmi sesama warga Aceh yang berada diluar negeri demi kemajuan bersama.
”Kami keluargar besar warga Aceh di Norwey mengucapkan Selamat Hari Raya AIdul Adha, 10 Dzulhijjah 1438 H kepada seluruh kaum Mulimin dan Muslimat baik di Aceh maupun dibelahan bumi lainnya seluruh dunia.Mohon maaf Lahir Bathin, Amin”, kata Mahyuni.
Mahyuni menambahkan, dalam acara untuk bertemu dan saling memaafkan inilah yang dilakukan warga Aceh di Norwegia dalam setiap merayakan Idul Firi atau IdulAdha. Bagi yang tinggal disekitar Rogaland berkumpul di Bydelhus Forus menggelar acara halal bihalal, dan makan bersama.
“Ini sebagai ganti saling berkunjung seperti suasana hari raya di Aceh. Saling bermaaf-maafan, bersenda gurau, bercanda dan saling bercerita,” ujarnya.
Kalau di Aceh pada malam hari raya, kata Mahyuni, suara takbir menggema di setiap sudut gampong dan kota, di Norwey sunyi tidak terdengar suara takbir. Namun itu semua tidak menghalangi semangat warga Aceh dalam merayakan Hari Raya di Stavanger.
Kendati jumlah masjid terhitung sedikit, tetapi warga Aceh dan warga Muslim dari berbagai negara lainnya yang menetap di Wilayah Rogaland tetap dapat melaksanakan shalat Hari Raya di beberapa masjid yang ada di Stavanger dan Sandnes.
Diceritakan juga, walaupun hidup dan tinggal di negara yang bebas dan minus Muslem bagi warga Aceh tidak terpengaruh dan senantiasa menjaga akidah dan tradisi adat Aceh.
“Bahkan kami pada semua haru ketika banyak masyarakat Norway dan Denmark ikut menyaksikan setiap acara pegelaran acara adat budaya Aceh yang lengkap dengan pelaminan dan tampilan pakaian adat serta makanan khas seperti timphan dan kue khas Aceh lainnya. Termasuk sajian kenduri dengan gulai kuwah pliek u,” jelasnya.
Diakhir ceritanya Mahyuni tak lupa memberitahu tentang kondisi cuaca di Eropa dan juga menanyakan cuaca di Aceh dengan menyebut, over here the season is beginning to bloom, to spring or close to summer. And it is getting abit more warmer than before. How about the weather over Aceh ?. Does rain sometimes ?.(ucr)