Tangerang, SpiritNews-Cikarang selama ini dikenal sebagai salah satu sentra industri manufaktur dengan skala yang cukup besar di tanah air. Benar saja, termasuk Kawasan Industri Lippo Cikarang yang dikembangkan perusahaan, total ada tujuh kawasan industri di Cikarang antara lain kawasan industri MM2100, Delta Silicon I, EJIP, BIIE, Jababeka I, Jababeka II, dan Delta Silicon II.
Sayangnya, hal tersebut belum didukung keberadaan infrastruktur pemukiman yang memadai di sekitar lokasi.
“Di Cikarang, ada 1,1 juta skillworker yang memproduksi 60% produk manufaktur di Indonesia. Tapi kita enggak pernah ada perhatian terhadap itu,” Kata CEO Meikarta, Ketut Budi Wijaya saat berbincang dengan media di Menara Matahari, Lippo Karawaci, Tangerang, pekan lalu.
Padahal, kata Ketut, untuk menjaga produktivitas, para pekerja di kawasan industri perlu memiliki hunian yang dekat dengan tempat kerjanya.
“Itu lah yang melandasi kita bangunkan Meikarta. Supaya tercipta komunitas di situ. Mereka tinggal dekat dengan tempat kerja,” kata dia.
Perlu diketahui, sekitar 30 tahun lalu atau pada tahun 1987, Lippo Grup melalui Lippo Cikarang memperoleh izin prinsip penggunaan lahan seluas 3.250 ha untuk membangun satu kawasan lengkap dari mulai Kawasan Industri, Kawasan Komersial dan Kawasan Pemukiman.
Kawasan Industri Loppo Cikarang saat ini telah berkembang, diisi dengan berbagai industri manufaktur yang terus berkembang.
Sementara untuk pengembangan kawasan komersial, Lippo Cikarang telah mendirikan mall, rumah sakit hingga hotel.
“Itu sudah cukup, kami enggak kembangkan komersial lagi,” sebut dia.
Guna melengkapi pengembangan kawasan sesuai dengan izin prinsip yang telah diberikan, maka dibangunlah mega proyek Meikarta, berupa pengembangan kawasan pemukiman vertikal atau apartemen yang dilengkapi dengan falisiltas penunjang pemukiman dari mulai air bersih, taman rekreasi hingga fasilitas pendidikan.
“Jadi ini akan jadi kota baru punya fasilitas lengkap,” tandas dia.(SpiritNews)