Kota Bandung, SpiritNews-Menjelang pelaksanaan pemilihan gubernur dan wakil gubernur (pilgub), peta politik di Jawa Barat semakin memanas.
Partai Gerindra bakal mencabut dukungan terhadap Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar, karena dinilai tidak menepati janji menjadi kader Partai Gerindra.
Padahal, realisasi tahapan koalisi Partai Gerindra dengan PKS, yang mengusung Deddy Mizwar (Demiz)0 dengan Wakil Walikota Bekasi, Ahmad Syaikhu pada (Pilgub) Jawa Barat 2018 mendatang nyaris final.
Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Barat, Mulyadi, akhirnya mencabut pernyataan usungan terhadap paket Demiz-Syaikhu pada 17 Agustus 2017. Hal yang sama dilakukan terhadap instruksinya kepada seluruh pengurus DPD, DPC, sayap Partai Gerindra, dan kader Partai Gerindra di Jawa Barat guna memenangkan pasangan tersebut.
“Hari ini, saya cabut pernyataan bahwa Gerindra sudah setuju dengan pasangan Demiz Saikhu,” tegas Mulyadi, Senin (11/9/2017).
Keputusan Gerindra akan mengusung Deddy-Syaikhu dilansir pasca pertemuan di kediaman Ketua Majelis Syuro PKS, Salim Segaf Al Jufri pada Kamis (17/8/2017) lalu. Hadir dalam pertemuan Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto, Deddy Mizwar, Ahmad Syaikhu, serta tuan rumah.
Paket itu disepakti karena Demiz menyatakan bersedia menjadi kader Gerindra. Jika terlaksana maka Demiz-Syaikhu menjadi pasangan Gerindra-PKS. Syaikhu adalah Ketua DPW PKS Jawa Barat.
Kenyataannya, hingga saat ini Demiz belum juga bertandang ke Kantor DPD Partai Gerindra Jawa Barat di Jalan PHH Mustofa, Kota Bandung, guna mengurus KTA (Kartu Tanda Anggota), sebagai syarat pengusungan.
“Sampai hari ini belum ada progres yang menggembirakan, terkait kandidat maupun menyangkut kerja sama dengan PKS sebagai partai yang berencana berkoalisi dengan Gerindra,” kata Mulyadi.
Ia menjelaskan, paket Demiz-Syaikhu sebagaimana dibicarakan di rumah Salim Segaf Al Jufri, sejauh ini sulit direalisasikan. Penyebabnya, karena ketidaksiapan kandidat dan PKS.
Dikatakan, Wakil Walikota Bekasi Akhmad Syaikhu hari ini menyatakan dirinya jika diberi pilihan maka lebih suka tetap memimpin Kota Bekasi daripada menjadi pembesar Jawa Barat. Syaikhu juga mengatakan sosoknya belum terlalu dikenal di Bumi Parahyangan.
Menurutnya, selama sebulan terakhir tidak ada pembahasan berarti antara Gerindra dan PKS di Jawa Barat menyangkut sinergi kedua parpol. Padahal, katanya, banyak hal yang harus dipersiapkan jika koalisi ini hendak mencapai target memenangi pertarungan Pilgub 2018.
“Maka, hari ini, saya harus tegaskan kembali bahwa apa yang disampaikan pada 17 Agustus lalu terkait paket Demiz-Saikhu menjadi pasangan yang diusung Gerindra-PKS, belum final,” tegasnya.
Untuk menentukan langkah selanjutnya, Mulyadi akan segera menemui Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Barat, Iwan R. Sulandjana. Gerindra kembali akan membahas kemungkinan kerja sama dengan Demokrat di Pilgub 2018.
Selain Demokrat, kata Mulyadi, Gerindra pun segera menemui Ketua DPW PAN Jawa Barat, Hasbullah Rahmad dan Ketua DPW PPP Jawa Barat, Ade Munawaroh Yasin. Pertemuan pimpinan daerah Gerindra, Demokrat, PAN, dan PPP Jawa Barat telah dilakukan beberapa kali.
Diakuinya, Gerindra pun segera mengkaji kemungkinan munculnya sosok lain sebagai kandidat gubernur-wakil gubernur Jawa Barat, di luar figur yang selama ini mencuat.
“Saya berharap PKS bisa memahami sikap Gerindra. Kami tidak mau gagal dalam Pilgub Jawa Barat 2018. Parameter Gerindra maju dengan syarat harus menang,” ujar Mulyadi.(sir)