Bandung, SpiritNews-Politisi Partai Demokrat, Dede Yusuf memastikan tidak akan maju dalam kontestasi Pilkada Jawa Barat 2018 mendatang. Dia masih dalam tahap pertimbangan.
”Selama saya beristikharah itu masih banyak peta-peta yang berubah. Misalnya ada pasangan calon yang sudah deklarasi ternyata ditarik dukungannya. Ada yang tiba-tiba muncul gak taunya menambah dukungan. Ini kemudian pertanyaannya lari ke saya, bagaimana saya, begitu kan ? Jawabannya adalah saya hingga saat ini masih mencari yang terbaik. Baik bagi saya, bagi warga Jawa Barat, baik bagi partai,” kata mantan Wakil Gubernur Jawa Barat (Jabar) itu.
Dikatakan, saat ini figur-figur yang bermunculan di bursa Pilkada Jabar dinilai memiliki kelebihan yang beragam.
”Saya sih melihat calon-calon ini bagus-bagus semua. Baik yang berpartai ataupun yang tidak berpartai. Misalnya saya kenal Dedi Mulyadi sudah lama, sejak beliau wakil bupati, sama-sama di pramuka. Saya tau orangnya, tau karakternya, kepribadiannya,” katanya.
Ia juga mengaku kenal dengan Ridwan Kamil, sejak aktif sebagai dosen. Deddy Mizwar, diakuinya sebagai seniornya.
“Begitu juga dengan Agung Suryamal. Hampir 8 tahun saya kenal beliau. Orangnya selalu komit dengan apa yang dia lakukan. Diterima diberbagai lapisan. Pak Agung adalah salah satu figur non partai tetapi sangat dekat dengan berbagai golongan partai, karena beliau ini memiliki kemampuan berkomunikasi,” kata Dede.
“Komunikasi ini penting. Karena tugas gubernur atau wakil gubernur tugasnya itu bukan memimpin daerah, tetapi memimpin para bupati dan walikota untuk berkoordinasi membangun Jawa Barat, walaupun bupati walikota itu bukan dibawahnya gubernur ya. tapi kan anggarannya, kebijakannya, kalau tidak pandai berkomunikasi mana ada bupati walikota yang mau ( berkoordinasi). Inilah yang sebenarnya dibutuhkan Jawa Barat,” tambahnya.
Diakuinya, Partai Demokrat lebih memprioritaskan kader partai untuk maju dalam setiap pemilihan kepala daerah.
”Demokrat ini pada prinsipnya sih (memprioritaskan) kader ya. Nomer satu kader. Yang kedua (figur) yang memiliki elektabilitas yang baik. Jika tidak ada kader yang sanggup dalam konteks itu, bisa saja dari luar kader. tentunya sebisa mungkin dijadikan kader. Seandainya kang Agung mau dijadikan kader, tentunya bisa menjadi pilihan Demokrat. Saya lihat komunikasi terus dengan Pak Iwan (Iwan Sulandjana). Pertanyaannya apakah pak Agung ini mau dijadikan kader ?,” ujar nya.
Secara terpisah, Ketua Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Jawa Barat, Agung Suryamal mengaku mengedepankan komunikasi yang santun pada setiap partai. Jika memang mendapat dukungan dari partai apapun, dia siap menjadi kader partai dan membesarkan partainya.
”Jika memang ada partai yang mendukung, tentunya saya pun akan siap menjadi bagian dari partai pendukung saya. Bukan sekedar menjadi kader partai, saya pun siap untuk loyal dan akan berupaya membesarkan partai,” kata Agung.
“Sidak mungkin saya didukung partai, saya tidak ikut membesarkan partai. Saya ini basicnya pengusaha. Trust untuk saya adalah segala-segalanya. Namun juga saya sangat menghargai mekanisme partai yang lebih memilih kadernya untuk maju. Itu pun sangat wajar menurut saya. Tapi prinsipnya saya siap untuk menjadi kader,” tegasnya.(sir)