Gubernur Aceh Promosikan KEK ke Manca Negara, untuk Membangkitkah Perekonomi

  • Whatsapp
Pembangunan pelabuhan Krueng Geukueh
Pembangunan pelabuhan Krueng Geukueh

Kota Lhokseumawe, SpiritNews-Provinsi Aceh membutuhkan fifur yang mampu melakukan pembangunan ekonomi. Sehingga, perekonomian Aceh dapat bertumbuh dan berkembang.
Mungkin semua orang sudah tahu, tidak berkembangnya ekonomi di Aceh pasca berakhirnya Zona Industri Lhokseumawe (ZIL) penyebabnya adalah belum kondusif terhadap investasi.
Kini, Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf, ditunjuk sebagai Ketua Dewan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arun. Terbukti, dalam kunjungannya ke Turki ia langsung mempromosikan KEK ke berbagai negara dalam Istambul Coffee Festival dan Business Investasi Forum yang berlangsung di Istanbul, Turki 21 hingga 24 September 2017.
Panitia penyelenggara festival disebut-sebut akan memberikan kesempatan kepada Irwandi Yusuf untuk memaparkan peluang investasi di Aceh di hadapan ratusan pengusaha dari, Eropa, Amerika, dan Afrika. Dalam kesempatan tersebut ada empat peluang investasi yang akan dipromosikan Gubernur Irwandi Yusuf dalam acara itu.
Diantaranya bidang infrastruktur dan sumber eneregi listrik yang ramah lingkungan, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arun, agro industri, pembangunan berbagai industri pengolahan berbahan baku dari CPO, biji kopi arabika serta pariwisata.
Terobosan yang sedang dilakukan Irwandi tersebut patut mendapat dukungan semua pihak. Pasalnya terobosan yang dilakukan ini merupakan pemecah sekaligus ingin menghilangkan image tentang investasi di Aceh tidak aman.
“Proyek ini sebagai taruhan dan bila berhasil maka puluhan bahkan ratusan investor lain akan masuk ke Aceh dan bila gagal jangan bermimpi investasi masuk ke Aceh,” kata Asnawi Ali, Ketua Posko Perjuangan Rakyat (Pospera) Aceh Utara kepada SpiritNews, Minggu, (24/9/2017).
Untuk ini, kata Asnawi, saatnya semua pihak di Aceh untuk memberi dorongan bagi terlaksana proyek KEK ini. Karena kesan yang berkembang dikalangan investor sekarang , Aceh belum kondusif terhadap investasi.
“Itu pula motif utama dalam mengundang investasi selain keinginan untuk menggali potensi kekayaan yang dimiliki dalam memperkuat perekonomian Aceh juga jaminan keamanan,” jelasnya.
Menurutnya, Aceh merupakan daerah kaya hasil alam yang selalu di incar investor, akan sangat disayangkan bila syarat jaminan investasi tidak terpenuhi. Pemerintah Aceh harus sepenuhnya mendorong masuknya investasi. Tentu semua investasi yang masuk harus ramah lingkungan dan mempunyai dampak positif bagi pembangunan Aceh.
Membuka peluang dan jaminan bagi investasi tidak saja akan berdampak kepada terbuka lapangan kerja juga ikut meningkat Pendapatan Asli Daerah (PAD).
“Iklim investasi yang kondusif pasti akan meningkatkan kegiatan ekonomi, baik skala besar maupun kegiatan ekonomi kerakyatan, sehingga mendongkrak kemampuan pelaku ekonomi, Pemda, investor, dan masyarakat,” katanya.
Asnawi yang mengaku telah lama berkecimpung dalam dunia investasi lebih jauh menjelaskan tentang keunggulan Aceh terhadap kekayaan sumber daya alam, posisi geografis yang strategis, potensi lahan pertanian yang cukup luas, potensi kelautan, kandungan mineral dan potensi sumber daya manusia harusnya kian menyakinkan kalangan investor untuk menanam modalnya di Aceh. Dengan keunggulan-keunggulan yang dimiliki tersebut iklim kondusif menjadi prioritas dasar.
Selain itu dalam mendorong pemanfaatan semua keunggulan–keunggulan yang dimiliki Aceh diperlukan peningkatan kualitas sumber daya manusia secara merata di seluruh daerah. Peningkatan kualitas sumber daya manusia juga harus merupakan prioritas utama dalam kebijakan pembangunan ekonomi Aceh.(mah/ucr)

Pos terkait