Bandung, SpiritNews-Peneliti Central For Strategic and International Studies (CSIS), Gilang Arya Fernandez mengatakan bahwa Partai Golkar di Jawa Barat memiliki potensi kehilangan suara yang sangat besar di Pemilu 2019 mendatang jika tidak mengusung kader berprestasi seperti Dedi Mulyadi pada Pilgub Jawa Barat 2018.
Hal ini dia ungkapkan dalam Acara Kajian Ilmiah Kondisi Partai Golkar yang digelar di Aula Utama Gedung DPD Partai Golkar Jawa Barat sore ini Selasa (26/9), Jalan Maskumambang, Kota Bandung.
Dikatakan dia, sejak dipimpin oleh Dedi Mulyadi, Partai Golkar terus mengalami trend kenaikan signifikan. Kondisi ini berbanding terbalik dengan trend partai berlambang pohon beringin tersebut di daerah lain yang terus mengalami penurunan akibat pengasuh isu nasional.
“Ini catatan penting. Hasil ini karena kinerja internal Partai Golkar dibawah kepemimpinan Dedi Mulyadi, bukan karena faktor eksternal. Di daerah lain, terlihat mesin partai tidak responsif terhadap perkembangan isu, akibatnya terus turun karena isu negatif yang mendera partai di pusat,” jelas Gilang.
Dalam catatannya. Pada Tahun 2016 atau awal Dedi memimpin, Partai Golkar di Jawa Barat merangkak naik ke angka 13,7% setelah Tahun sebelumnya atau 2015 hanya berada di angka 8,6%. Sementara pada Tahun 2017, Partai Golkar di Jawa Barat berada di angka 18,9%.
“Awal memimpin sudah naik dan kenaikan ini terus menjadi trend sampai hari ini ada di angka 18,9%,” katanya.
Trend inilah menurut dia yang harus menjadi perhatian penting DPP Partai Golkar dalam mengambil keputusan terutama terkait Pilkada Jawa Barat yang akan digelar pada Tahun 2018 mendatang.
Jika aspirasi kader internal Golkar Jawa Barat tidak dijadikan referensi utama dalam pengambilan keputusan. Ia meyakini tend positif ini akan berhenti dan berganti menjadi trend penurunan. Dia pun sempat mengingatkan, Partai Golkar membutuhkan daya dongkrak dalam Pemilu 2019 mendatang.
“Harus hati-hati. Jangan sampai kader kecewa dan berhenti bekerja membesarkan partai. Kader Golkar di Jawa Barat hari ini sudah solid mulai dari Pengurus Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan hingga Desa/Kelurahan,” lanjutnya.
Perubahan pola komunikasi dan konsolidasi ini dirasakan oleh salah satu Pengurus DPD Partai Golkar Kabupaten Bandung Barat, Doni Ramdan. Ia menyebut, arus bawah sangat responsif menyambut pola baru dibawah kepemimpinan Dedi Mulyadi.
“Seharusnya DPP Partai Golkar menyadari hal ini. Elektabilitas partai di Jawa Barat ini naik bukan karena elit. Tetapi karena arus bawah yang senang dipimpin Kang Dedi,” ujarnya. (reg)