Kabupaten Pasuruan, SpiritNews-Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), M Hanif Dhakiri, mengingatkan serikat pekerja agar terus menggugah kesadaran buruh akan pentingnya berserikat. Dengan makin banyak anggota, maka serikat makin kuat.
Hanif juga menyarankan agar serikat pekerja memperbaiki citra organisasi. Jangan sampai muncul stigma bahwa ikut serikat pekerja atau serikat buruh hanya disuruh demonstrasi dan dipungut iuran saja.
Demikian sambutan Menaker Hanif yang dibacakan Direktur Kelembagaan dan Kerjasama Hubungan Industri, Kemnaker, Aswansyah pada acara Resepsi Harlah ke-62 Konfederasi Serikat Buruh Muslimin Indonesia (Sarbumusi) di Pendopo Kabupaten Pasuruan, Rabu (27/9/2017).
Karena stigma tersebut, kata Aswansyah, saat ini para buruh mengalami penurunan gairah berserikat. Data di Kemenaker menyebutkan, pada lima tahun terakhir terjadi penurunan jumlah serikat pekerja serta penurunan anggotanya.
Dari semula serikat pekerja 11.852 menjadi 7.294. Dari jumlah buruh yang berserikat 3.414.455 orang menjadi 2.717.961 orang.
“Terjadinya penurunan anggota, harus menjadi refleksi pengurus serikat, apakah keberadaan serikat sudah memenuhi harapan anggotanya atau belum. Citra serikat pekerja harus terus diperbaiki,” jelasnya.
Oleh karenanya, lanjutnya, Menaker selalu menyarankan agar serikat pekerja bergeser dari isu konvensional yang hanya berkutat pada isu upah minimum. Pasalnya, upah minimum merupakan jaring pengaman yang tidak akan pernah dapat mensejahterakan pekerja, jika tak didukung oleh instrument kesejahteraan yang lain. Misalnya meningkatkan keterampilan pekerja dan keluarganya sehingga menambah produktiifitas mereka.
Pada saat yang sama, pemerintah juga terus mengupayakan kesejahteraan bagi pekerja melalui skema Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar, subsidi perumahan, bantuan modal usaha dan sebagainya.
Kemenaker juga mengingatkan agar peran organisasi serikat pekerja tidak melemah, harus fokus pada kepentingan serikat pekerja dan tak terjebak pada hal-hal yang tak terkait langsung dengan isu diluar kebutuhan pekerja.
Ia memasuki usia 62 tahun, Sarbumusi konsisten, solid, kreatif, inovatif dan professional dalam memperjuangkanmelindungi, dan membela kepentingan dan meningkatkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya.
Ketua Panitia Harlah Sarbumusi, Muhid Efendi, mengaku siap menindaklanjuti arahan Menaker. “Sarbumusi akan memberikan warna kehidupan dan bermanfaat bagi seluruh anggota dan keluarganya,” ujarnya.
Sekretaris Jenderal Sarbumusi, Eko Darwantoro mengatakan, Sarbumusi saat ini mengalami kebangkitan kedua setelah kebangkitan pertama pada kelahirannya tahun 1965, di Sidoarjo. Organisasi buruh di bawah Nahdlatul Ulama ini juga terbukti mampu hidup di tiga masa, orde lama, orde baru dan reformasi.(rls)