Lhokseumawe Kawasan Wisata Halal Dunia ?

  • Whatsapp
Air tergenang dibadan jalan negara kawasan industri dan wisata Aceh Utara
Air tergenang dibadan jalan negara kawasan industri dan wisata Aceh Utara

Kota Lhokseumawe, SpiritNews-berada di sepanjang jalur Selat Malaka, dominan wilayahnya berada di kawasan pesisir. Banyak pantai-pantainya. Potensinya pun luar biasa. Dari itulah kita kembangkan destinasi wisata pesisir pantai ramah, indah dan pastinya Islami,” kata Wali Kota Lhokseumawe, Suaidi Yahya saat menobatkan Duta Wisata Lhokseumawe belum lama ini.

Dijelaskan, dia ingin menyulap pantai di Lhokseumawe menjadi wisata halal dalam menyongsong Wisata Halal Dunia. Semua pantai pantai akan dibenahi menjadi pantai yang ramah, indah dan Islami. Pihaknya juga berkomitmen untuk menata serta membenahi berbagai kawasan untuk mempromosikan bahwa di Lhokseumawe ada wisata halal yang menarik dikunjungi oleh para pelancong.

Begitu juga halnya dengan Pemerintah Kabupaten Aceh Utara dibeberapa lokasi kini terpasang  papan baliho yang bertema Selamat Datang di Bumou Samudra Pasai Kabupaten Aceh Utara. Destinasi Wisata Religi Pantai Utara dengan memperlihatkan Kuliner Rujak Pasee, Rumoh Cut Meutia, Makam Malikussaleh dan Air Terjun 7 Bidadari.
Namun apa yang terlihat di kawasan pantai wisata yang hendak dipromosikan sebagai kawasan wisata baik di Kota Lhokseumawe maupun Aceh Utara selain jalan jalan yang berlobang dan tergenang air disaat hujan. Begitu juga rumah rumah kumuh yang didiami warga nelayan berjejer dalam kondisi menyedihkan.
Beberapa warga pesisisr pantai Ujong Blang yang dipromosikan Pemkot Lhokseumawe sebagai kawasan wisata Islami kepada Media ini,Minggu (01/10)  mengatakan, apa yang hendak diperlihatkan kepada wisatawan kawasan yang kondisinya jorok, kotor, sampah berserakan dengan kotoran hewan bertebaran dimana mana.
“Kondisi yang begini hendak diperlihat Pemko kepada wisatawan sepertinya kurang tepat dan memiriskan, seolah olah Islami demikian, jorok dan kotar. Baiknya sebelum dipromosikan ditata dulu hingga memenuhi standar kawasan wisata”, ucapnya.

Sama halnya dengan kondisi Aceh Utara hampir seluruh kawasan yang disebut sebagai objek yang hendak dipromosikan sebagai tempat wisata lingkungannya masih dalam kondisi belum layak untuk dipromosikan karena jalan jalan banyak yang rusak dan tegenang air waktu hujan, kumuh dan kotor.

Sebagaimana diceritakan Mahdi, warga Lhoksukon sebaiknya Pemkab Aceh Utara sebelum melakukan promosi menata dulu seluruh kebutuhan dan infrastuktur yang dibutuhkan sebagai tempat wisata. “Barangkali tidak cukup waktu 5 tahun untuk menata dan membangun semua yang dibutuhkan itu”, paparnya.(mahdi/ucr)
 

Pos terkait