Kabupaten Bireuen, SpiritNews -Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Bireuen, melalui Bidang Budaya dan Pariwisata, melaksanakan lomba berbagai Seni Tari antar sekolah untuk promosi destinasi Pantai Bahari Kuala Raja agar banyak dikunjungi para wisatawan lokal dan daerah.
Kepala Bidang Budaya dan Pariwisata, Drs Mustafa Amin,M.Pd dalam keterangannya kepada SpiritNews, Sabtu (14/10/2017) di sela-sela persiapan pembuatan pentas seni di Kuala Raja menyebutkan, kegiatan yang yang dilaksanakan selain sebagai sebagai hiburan rakyat sehungan HUT Bireuen Ke-18 , juga ajang promosi untuk menarik wisatawan berkunjung ke destinasi wisata Bahari di Kabupaten Bireuen.
Selain itu tambah Mustafa pihaknya menggali potensi para peserta didik dari TK – SMA dengan memilih mereka yang berbakat untuk dilatih dan dibina dalam pengembangan tari seni budaya demi pengembangan dan pelestarian sekaligus untuk group tari Kabupaten Bireuen yang nantinya ditampilkan di Pekan Kebudayaan Aceh pada Agustus 2018 mendatang di taman Ratu Safiatuddin Banda Aceh sebagai Icon Bireuen.
Di sisi lain pihaknya juga membina apresiasi seni dan tari, terhadap nilai-nilai budaya seni dan adat istiadat yang berakar sebagai khas Aceh untuk dilestarikan dengan mengembangkan sikap kompetitif dalam diri peserta didik yang berwawasan global yang nantinya mampu memperkaya khasanah budaya nasional.
Dijelaskan, dalam promosi Pantai Bahari Kuala Raja, yang memiliki daya tarik tersendiri dan sangat layak sebagai tempat berekreasi para wisatawan lokal dan daerah karena didukung dengan adanya kuliner-kulinar yang dijajakan masyarakat untuk para wisatawan dan tidak perlu sibuk-sibuk membawa dari rumah karena sudah tersedia di kawasan Pantai Kuala Raja.
Dijelaskan selain menggelar tari Top Pade , Rebana dan tarian-tarian lain yang bernafaskan Islam, juga dilaksanakan Lomba Tarian Kreasi Baru tingkat TK/RA.
Lomba Permainan Rakyat (Galah) tingkat SMP/MTs serta Lomba Tarian Tarek Pukat tingkat SMP/MTs dan SMA/SMK/MA.
Ditambahkan, setiap Group Rebana/Gambus tampil dengan menyanyikan dua lagu, yaitu lagu wajib dan lagu pilihan. Untuk lagu wajib judulnya sudah ditentukan panitia, yaitu “Budi Pekerti” dengan tujuan mengajak kita untuk mendukung program penguatan pendidikan dan karakter (PPK), serta membentuk sikap yang religius dan saling menghormati.
Sedangkan untuk lagu pilihan bebas namun ditetapkan temanya bernafaskan Islami, dan sesuai dengan pelaksanaan syariat Islam di Aceh dan PPK sesuai Perpres Nomor 87 tahun 2017.
Mustafa yakin dengan digelarnya lomba seni budaya yang bernafaskan Islam, dapat dijadikan sebagai wahana pengkaderan, sehingga seni tari tradisi daerah kita dapat hidup dan berkembang, baik di tingkat Nasional bahkan Internasional sekaligus memperkaya khasanah budaya nasional.
“Kami juga selain menggelar lomba lomba Rebana, dan tarian lainnya pentas Tari Kreasi ini juga diisi dengan tarian ekshibisi, Stand Up Comedy Cilik, Cut Ayla Azzuhra (10) dari Sanggar Ampon Chiek Peusangan yang juga peserta didik dari SD Negeri 28 Peusangan dengan tema “Hormatilah Guru dan Orang Tua,” kata Mustafa, seraya menyebut Stand Up Comedy Cilik, Cut Ayla Azzuhra (10), Rapai dan Top Pade dari Sanggar Meuligoe Bireuen tampil pada 18-19 Agustus 2017 pada lomba Parade Tari Nusantara di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta dan dilaporkan mereka sempat memukau penonton di sana.(her)